Refleksi Milad Muhammadiyah: Menguatkan Pilar Ekonomi, Pendidikan, dan Kesehatan

Oleh: Alvin Qodri Lazuardy, M.PdKader Muhammadiyah, Mudir Pesantren At-Tin UMP Kab. Tegal

Fordem.id – Milad ke-112 Muhammadiyah menjadi momentum penting untuk meneguhkan kembali peranstrategis organisasi ini dalam membangun masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera. DengantemaMenghadirkan Kemakmuran untuk Semua”, Muhammadiyah mengirim pesan kuat bahwaperjuangan untuk menciptakan kesejahteraan inklusif adalah manifestasi nyata dari Islam berkemajuan. Tema ini tidak hanya mencerminkan visi besar Muhammadiyah tetapi juga menegaskan relevansinya sebagai gerakan yang merangkul kebutuhan umat di tengah perubahanzaman.  

Muhammadiyah dan Paradigma Kemakmuran

Sejak didirikan pada 1912 oleh K.H. Ahmad Dahlan, Muhammadiyah telah menempatkankesejahteraan umat sebagai inti perjuangannya. Kemakmuran yang dimaksud bukan hanya soalekonomi, tetapi mencakup dimensi spiritual, sosial, dan intelektual. Dalam ajaran Islam, kemakmuran bukanlah monopoli individu atau kelompok tertentu, melainkan hak bersama yang harus dikelola dengan adil.  

Komitmen ini tercermin dalam langkah konkret Muhammadiyah yang fokus pada pengembanganpendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi. Ribuan sekolah, rumah sakit, dan amalusaha yang didirikan Muhammadiyah adalah bukti nyata bahwa konsep kemakmuran untuksemua bukan hanya gagasan, melainkan sebuah aksi nyata.  

Baca Juga:  Ketahanan Keluarga dan Degradasi Moral Politik (Bagian Kedua)

Namun, di usia yang ke-112, Muhammadiyah dihadapkan pada tantangan besar: bagaimanamemastikan kemakmuran yang telah diperjuangkan ini dapat menjangkau seluruh lapisanmasyarakat, termasuk mereka yang masih terpinggirkan?  

Menjawab Tantangan Zaman  

Tema Menghadirkan Kemakmuran untuk Semua mengingatkan kita pada pentingnyainklusivitas dalam perjuangan Muhammadiyah. Dalam konteks Indonesia yang masih bergulatdengan ketimpangan ekonomi, pendidikan, dan akses kesehatan, Muhammadiyah perlumemperkuat peran sebagai penggerak perubahan sosial.  

Dalam bidang ekonomi, Muhammadiyah harus lebih agresif mendorong penguatan ekonomiberbasis komunitas. Program-program kewirausahaan yang melibatkan masyarakat kecil dapatmenjadi solusi untuk mengatasi pengangguran dan ketimpangan pendapatan. Pendekatan initidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga memperkuat kemandirian umat.

Di sektor pendidikan, tantangan terbesar adalah memastikan akses yang merata dan kualitas yang unggul. Muhammadiyah perlu terus berinovasi dengan menyelaraskan kurikulum pendidikanberbasis Islam berkemajuan dengan kebutuhan era digital. Langkah ini memungkinkan generasimuda Muhammadiyah tidak hanya menjadi insan yang berakhlak mulia, tetapi juga kompetitif di tingkat global.  

Baca Juga:  Pemilu, Melembagakan Konflik untuk Integrasi Bangsa

Dalam bidang kesehatan, Muhammadiyah memiliki modal besar dengan jaringan rumah sakitdan layanan medis yang tersebar di seluruh Indonesia. Memberikan pelayanan super prima adalah khas utama pelayanan Kesehatan di Muhammadiyah. Tantangan ke depan adalahmemastikan layanan ini tetap terjangkau bagi semua kalangan, khususnya masyarakat kurangmampu.

Islam Berkemajuan: Landasan Kemakmuran

Islam berkemajuan adalah prinsip utama yang menjadi pijakan Muhammadiyah dalammenghadirkan kemakmuran. Konsep ini menegaskan bahwa Islam tidak hanya hadir sebagaiagama yang bersifat normatif, tetapi juga membawa solusi atas permasalahan umat.  

Dalam konteks tema milad ke-112, nilai-nilai Islam berkemajuan mengajarkan bahwakemakmuran harus dikelola dengan prinsip keadilan, keberlanjutan, dan kepedulian terhadapsesama. Muhammadiyah harus mampu menjadi teladan dalam mengelola kekayaan umat secaratransparan dan akuntabel.  

Selain itu, Islam berkemajuan juga mendorong pentingnya kolaborasi lintas sektor. Muhammadiyah tidak bisa berjalan sendiri dalam menghadirkan kemakmuran. Kerja samadengan pemerintah, organisasi masyarakat lainnya, dan dunia usaha adalah kunci untukmemperluas dampak positif bagi umat.  

Baca Juga:  Banyumas & Surat Cinta untuk Ikatan “Refleksi 60 Tahun Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah”

Meneguhkan Peran Muhammadiyah di Usia 112

Usia 112 adalah capaian besar yang patut dirayakan. Namun, milad ini juga menjadi ajakanrefleksi bagi seluruh warga Muhammadiyah untuk terus memperbarui semangat perjuangan. Dunia terus berubah dengan cepat, dan Muhammadiyah harus mampu membaca tanda-tandazaman agar tetap relevan dan responsif terhadap kebutuhan umat.  

Tema Menghadirkan Kemakmuran untuk Semuasejatinya adalah panggilan untuk seluruhelemen Muhammadiyah agar tetap konsisten menjalankan misi besar yang diwariskan oleh K.H. Ahmad Dahlan. Misi ini bukan hanya tanggung jawab pengurus atau pimpinan, tetapi juga seluruh anggota dan simpatisan Muhammadiyah di mana pun berada.  

Di tengah dunia yang semakin kompleks, Muhammadiyah tetap memiliki peran strategis sebagaipelopor gerakan Islam yang inklusif, progresif, dan solutif. Dengan semangat milad ke-112, mari bersama-sama kita hadirkan kemakmuran yang merata untuk semua, menjadikan Islam berkemajuan sebagai rahmat bagi semesta alam.  

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *