Manajemen Marah Seorang Ibu

Sifat marah merupakan salah satu fitrahnya seorang manusia yang merupakan karunia-Nya. Kemarahan adalah emosi yang wajar dialami oleh siapa pun, termasuk seorang ibu. Ibu sebagai manajer sekaligus pengasuh utama dalam keluarga sering kali menghadapi situasi yang memicu stres dan frustrasi. Seorang ibu harus memiliki keterampilan mengelola emosi terutama berkaitan dengan emosi marah. Keterampilan memanajemen marah menjadi hal yang penting untuk memastikan kesehatan mental dan hubungan yang baik dengan anak. Oleh karena itu, salah satu bekal yang harus disiapkan seorang perempuan ketika menjadi ibu adalah mengetahui dan memahami penyebab kemarahan, dampaknya terhadap anak, dan strategi untuk mengelola kemarahan dengan efektif.

Penyebab Kemarahan Seorang Ibu
Beberapa hal yang menjadi pemicu kemarahan yaitu:
1. Kelelahan fisik dan emosional
Kelelahan atas tanggung jawab pengasuhan yang terus-menerus dapat menguras energi fisik dan emosional seorang ibu. Apalagi jika memiliki anak yang masih berusia balita dengan tingkat ketergantungan yang masih tinggi kepada orang dewasa di sekitarnya, maka kelelahan ini dapat memicu kemarahan ketika seorang ibu menghadapi situasi sulit.
2. Memiliki tuntutan yang tinggi
Adakalanya seorang ibu merasa harus memenuhi berbagai tuntutan baik dari keluarga, pekerjaan, maupun lingkungan sekitarnya. Ketidakmampuannya memenuhi tuntutan ini bisa menjadi sumber frustrasi yang dapat membahayakan kondisi mentalnya.
3. Kurangnya dukungan
Jika seorang ibu merasa sendirian dalam melaksanakan perannya secara fisik maupun emosional, maka hal ini akan memicu kemarahannya.
4. Perilaku anak
Anak yang memiliki perilaku negatif seperti tantrum, ketidakpatuhan, atau perilaku agresif, sering kali memicu reaksi marah. Hal ini akan membuat seorang ibu akan merasa tertekan atas perilaku anak yang tidak patuh dan membangkang.

Baca Juga:  Penguatan Guru Muhammadiyah Kota Salatiga

Dampak Kemarahan Terhadap Anak
Kemarahan yang dilakukan seorang ibu, selain berdampak kepada pasangan hidupnya, kemarahan yang tidak terkelola juga akan berdampak negatif pada anak. Dampak tersebut antara lain:
1. Anak akan merasa ketakutan atau cemas jika sering melihat kemarahan ibu, sehingga akan menyebabkannya mengalami trauma emosional.
2. Cara ibu mengekspresikan kemarahannya akan menjadi role model bagi anak sehingga secara tidak disadari seorang ibu telah memberi contoh kepada anak mengembangkan cara yang tidak sehat dalam menghadapi konflik.
3. Kemarahan seorang ibu kepada anak yang berlebihan dapat merusak hubungan antara ibu dan anak. Hal ini akan mengakibatkan komunikasi yang buruk antara ibu dan anak sehingga hubungan secara emosionalpun akan terganggu.

Baca Juga:  DZALIM DAN ADIL (Bagian Kedua)

Strategi Manajemen Marah
Strategi yang perlu ibu kembangkan agar dapat memanajemen kemarahan adalah:
1. Ibu perlu memahami dan menyadari situasi atau perilaku yang sering memicu kemarahan. Dengan pemahaman ini, seorang ibu akan lebih siap untuk mengantisipasi dan menghadapi situasi tersebut.
2. Ibu dapat menggunakan teknik relaksasi untuk meredakan ketegangan. Mengambil waktu sejenak untuk tenang sebelum merespons bisa sangat bermanfaat.
3. Ibu dapat menyampaikan perasaannya kepada anak dengan cara yang positif dan jelas untuk mengurangi kemarahan. Dengan cara ini akan membantu ibu mengungkapkan perasaannya tanpa menyalahkan anak.
4. Dalam mengelola kemarahan, ibu sebaiknya tidak ragu untuk meminta bantuan dari pasangan, keluarga, atau saudara. Berbagi pengalaman dan perasaan dapat mengurangi beban emosional.
Demikian beberapa hal yang perlu diketahui dan dipahami oleh seorang ibu dalam mengelola kemarahan. Manajemen marah adalah keterampilan penting bagi seorang ibu untuk menjaga kesehatan mental dan hubungan yang harmonis dengan anak dan pasangan hidupnya. Dengan memahami penyebab kemarahan, dampak, dan menerapkan strategi yang tepat, seorang ibu dapat mengelola emosinya dengan lebih baik, sehingga pengelolaan kemarahan yang efektif tidak hanya bermanfaat bagi ibu, tetapi juga bagi perkembangan emosional dan sosial anak serta menjaga keharmonisan keluarga.

Baca Juga:  JANGAN PERNAH BERHENTI BERHARAP

Daftar Pustaka
Thompson, Richard. Calm Parenting: How to Stop Yelling, Fighting, and Screaming in Your Home. New World Library, 2015.
Webb, James. How to Manage Your Anger: A Guide for Parents. Routledge, 2010.

*) Savitri Dewi, M.Psi, Psi. Guru BK dan Psikolog di SMP Muhammadiyah (Tahfiz) Salatiga

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *