Kader Muhammadiyah Harus Saling Support Walaupun di Bahtera Berbeda

Fordem.id – Salah satu prinsip di Muhammadiyah yang menjadi icon pergerakan yaitu ‘Fastabiqul Khairat’ yang berarti berlomba-lomba dalam kebaikan. ‘Fastabiqul Khairat’ merupakan potongan dalam Surat Al-Baqar

Prinsip inilah yang menjadikan Muhammadiyah terus berusaha maju dan tumbuh pesat mengikuti perkembangan zaman.

Muhammadiyah bukan hanya pergerakan keagamaan, akan tetapi banyak lini kehidupan yang juga diperhatikan seperti sosial, pendidikan dan lain sebagainya.

Fastabiqul Khairat yang menjadi icon pergerakan sudah dipahami oleh generasi awal Muhammadiyah. Hal ini dapat dilihat dari kisah Kiai Syudja’ pada tahun 1922.

Baca Juga:  DPT Pemilu 2024 di Kabupaten Pati, Alokasi Kursi dan Dapil

Pada saat itu, Kiai Syudja’ mengutarakan keinginannya agar Muhammadiyah mendirikan rumah sakit agar dapat menyaingi para misionaris Zending, termasuk juga menyediakan pelayanan sosial seperti panti asuhan.

Namun, Kiai Syudja’ ditertawakan oleh banyak pihak karena dianggap cita-cita itu terlampau mustahil. Kiai Syudja’ menegaskan prinsip Fastabiqul Khairat dengan potongan syair Arab, “hum rijal wa nahnu rijal” (mereka dan kita sama-sama laki-laki).

Hingga akhirnya, Muhammadiyah bisa memberikan kontribusi nyata bagi Indonesia dengan berdirinya 119 rumah sakit dan 3334 sekolah.

Dari sepenggal kisah di atas, dapat disimpulkan bahwa warga Muhammadiyah harus saling berlomba-lomba dalam kebaikan dalam segala lini kehidupan.

Baca Juga:  MEMBANGUN UMAT UNGGUL BERBASIS MASJID

Ketua Majelis Pembina Kader Dan Sumber Daya Insani Pimpinan Pusat (MPKSDI PP) Muhammadiyah, Bachtiar Dwi Kurniawan, S.Fil.I., M.P.A. mengatakan, kader harus masuk dan sukses di semua lini kehidupan.

“Muhammadiyah harus berkembang dan masuk ke segala lini kehidupan, seperti politik, ekonomi dan lain sebagainya,” katanya, ketika menjadi pembicara dalam acara Syawalan Kebangsaan, Minggu, 21 Mei 2023 di Universitas Muhammadiyah Karanganyar.

Dia menambahkan, kader harus saling sayang dan support satu sama lain untuk mewujudkan cita-cita pergerakan Muhammadiyah.

Seperti contoh dakwah dalam jalur politik, kader bebas memilih bendera atau partai yang menjadi bahtera, akan tetapi sebagai sesama warga Muhammadiyah harus saling mendukung bukan saling menjatuhkan.

Baca Juga:  Karangtaruna Desa Gambarsari Gelar Deklarasi Pilkada 2024 Damai

“Semua harus disayang dan disuport walaupun berbeda bendera karena masih Muhammadiyah,”ungkapnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *