Oleh: Khafid Sirotudin – (Founder HIBTAKI)
Tawon Ndhas (Tawon Vespa : Vespa affinis) adalah salah satu jenis tawon (tidak menghasilkan madu) yang menghasilkan racun (bisa) yang mematikan bagi hewan dan manusia.
Tawon Vespa (Jawa : Tawon Ndhas) adalah PREDATOR bagi LEBAH (serangga yg menghasilkan madu).
Tawon Ndhas adalah Predator bagi semua jenis Lebah. Baik lebah berpenyengat (sting-bee, Apis sp.) seperti Apis mellifera (lebah madu Pramuka), Apis dorsata (Jawa : lebah/tawong Gung), Apis cerrana (Jawa : lebah/tawon Glodok) maupun lebah tanpa sengat (Trigona sp., Jawa : Klanceng).
Tawon Vespa/Ndhas bisa membuat sarang hingga tinggi 2 meter dengan jumlah koloni puluhan ribu ekor. Besar kecilnya sarang yang bisa dibuat tergantung banyak sedikitnya “mangsa” yang bisa dimakan dalam radius terbang Tawon Ndhas (kurleb 1 kilometer).
Meski sedikit memberi manfaat bagi penyerbukan tanaman, tetapi tawon Ndhas lebih banyak mandharat yang ditebarkan olehnya. Pembiakan koloninya relatif sangat cepat dibanding pembiakan koloni lebah madu.
Tawon Ndhas (Vespa affinis) bukan hanya Predator bagi lebah penghasil madu, tetapi juga bisa menjadi ancaman bagi nyawa manusia. Dengan 5-7 sengatan tawon Ndhas, manusia bisa pingsan, kesakitan dan mati karenanya. Setidaknya puluhan orang meninggal dunia karena sengatan Tawon Ndhas dalam kurun waktu satu dasawarsa (Klaten Jateng, DIY, dll).
Cara membasmi tawon Ndhas yaitu dengan membakar sarangnya yang biasanya bergelantung di batang pohon. Tetapi pastikan anda menggunakan pakaian pelindung diri yang lengkap.
Di alam, tawon ndhas yang “nggragas” (serakah makanan) bisa mati di sarang lebah “Apis mellifera, Apis cerana, Apis dorsata” jika dikeroyok koloni dengan jumlah yang lebih besar dan massif.
Pesan moralnya adalah tawon ndhas yang banyak memberikan madharat (racun, bisa), badannya besar dan merasa jumawa sebagai predator hanya bisa dikalahkan oleh koloni lebah yang banyak memberi manfaat (madu, propolis, bee pollen), meski ukuran badannya lebih kecil asal dilakukan secara massif (berjamaah), terstruktur dan sistematis (jamiyyah-jariyah).
Wallahu’alam
Pagersari, 4 September 2024
*) Red. Fordem.id