MUHAMMADIYAH “KERAMAT”

Oleh: Gus Zuhron

Fordem.id – Kalimat “Muhammadiyah Keramat” disampaikan Ustadz Faturahman Kamal dalam acara Halal bi halal di Univ. Muhammadiyah Purwokerto. Kata keramat tidak dimaksudkan sebagai makna mistik yang identik dengan kemusyrikan. Kata itu lebih ditujukan untuk menjelaskan betapa gerakan Muhammadiyah itu unik, luar biasa, sesekali di luar nalar namun tetap kokoh bertahan dan konsisten dalam medan perjuangan dakwah dengan beragam bentuknya.

Gambaran itu tidak berlebihan, sebab sejarah mencatat banyak keajaiban yang ditorehkan oleh Muhammadiyah. Pada tahun 1920, Kiyai Haji Hisyam sebagai ketua yang membidangi pendidikan telah mencanangkan bahwa Muhammadiyah harus memiliki perguruan tinggi untuk mencetak sarjana Islam dan maha guru Muhammadiyah. Cita-cita semacam itu jelas dianggap gila dan di luar nalar. Sebab alam pikiran masyarakat belum menjangkau sejauh itu, masih banyak yang buta huruf, terbelakang dan belum ada kesadaran tentang urgensi pendidikan. Meskipun mimpi besar itu tidak langsung terealisasi, tatapi visi besar itu merupakan tonggak sejarah awal yang dikemudian hari melahirkan ratusan perguruan tinggi Muhammadiyah.

Baca Juga:  DIMANA KADER “DIGITAL” ???

Pada tahun 1923 Kiyai Sujak menjadi lokomotif utama berdirinya Penolong Kesengsaraan Oemoem (PKO). Rumah sakit jelas sesuatu yang tidak lazim di telinga masyarakat. Mereka lebih familier ke dukun atau orang sakti atau guru spiritual untuk dapat menyembuhkan sakit yang dideritanya. Pemikiran yang rasional, ilmiah dan modern masih menjadi barang asing untuk dapat dikonsumsi masyarakat. Tetapi sekali lagi sejarah membuktikan bahwa pilihan-pilihan gerakan dakwah generasi awal Muhammadiyah adalah keajaiban yang masih relevan sampai saat ini.

Tidak kalah unik, jika kita menyaksikan beragam amal usaha yang tumbuh subur di daerah-daerah. Beberapa Kiyai kumpul jadilah rumah sakit yang megah dan membanggakan. Padahal tidak ada satupun di antara para Kiyai itu yang paham ilmu managemen rumah sakit, tidak ada yang ahli dibidang kesehatan, tidak ada yang ahli dibidang konstruksi dan seterusnya. Bahkan rumah sakit yang didirikan tidak sekedar bangunan megah yang berdiri kokoh, tetapi fasilitas pelayanan kesehatan yang membawa misi dakwah. Tidak ada jaminan seandainya para dokter ahli berkumpul kemudian lahir sebuah rumah sakit yang hebat sebagaimana karya para Kiyai Muhammadiyah.

Baca Juga:  AL-MAUN GOES TO VILLAGE (AGV) DI WADAS

Pada waktu yang berbeda saat para Kiyai berkumpul dan musyawarah jadilah perguruan tinggi. Padahal mereka bukan kumpulan para akademisi atau para Profesor yang memahami ilmu pengelolaan perguruan tinggi. Orang-orang sholih itu tidak punya gelar akademik yang mentereng, mereka tidak menguasai kurikulum, mereka bukan ahli dibidang penelitian ataupun menulis artikel di jurnal yang bereputasi. Hampir semua amal usaha Muhammadiyah didirikan oleh orang-orang yang bukan ahlinya. Tetapi semua yang diimpikan pasti terwujud menjadi kenyataan.

Para penggerak persyarikatan itu hanya bermodal keihlasan, semangat perjuangan, pantang menyerah, jujur, rela berkorban harta dan waktunya untuk sebuah tujuan yang lebih besar. Semangat itu yang menjadikan Muhammadiyah bertahan melampaui satu abad. Hari ini, organisasi besutan Kiyai Dahlan dinobatkan sebagai ormas Islam terkaya di dunia dengan aset melebihi 400 triliun. Sebuah angka fantastis yang membuat banyak pihak terperangah. Meskipun angka itu tidak lantas menjadikan para Kiyai Muhammadiyah bergelimang harta, mereka tetap hidup dalam kesederhanaan dan keterbatasan. Para Kiyai itu tetap setia mengeluarkan sejumlah harta saat episode urunan mulai. Melihat gambaran perjuangan di atas, rasanya tidak ada yang melampaui kekeramatan Muhammadiyah

Baca Juga:  PAY PUTRA ISTIANA BUNDA

Rumah Sanggrahan, 21 April 2025 pukul 06.01 WIB setelah jeda nulis selama 61 hari

 

 

 

 

 

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *