SIAPA ORANG MUHAMMADIYAH?

Oleh: Gothank Wiyadi II

Selepas pulang sekolah, turun dari boncengan motor, Rama bertanya: “Ayah siapa orang muhammadiyah itu? “.
Serius dia menunggu jawabanku.
“Kok kamu tanya begitu?”.
“Wes to…Ayah jawab aja!”.

 

Wadidawwww… Cenut-cenut saya mikir cari jawabnya. Maksudnya keterangan yang pas untuk anak kelas 6 SD.

“Apa yah…?”.
“Gini, apa yang membuat kamu dalam sehari semalam itu bisa gembira. Terus gembira tanpa berhenti. Pokoknya gembira sampai mati deh…”

“Itu ngapain?”
“Ngapain ya…? Main game yah!”.
“Selain itu!”.
“Nonton YouTube”.
“Lainnya?”.
“Beli jajan!”.
“Ampun! Ampun! Yang baik. Yang positif yo le! Ngapain?”.
“Sepeda-an!”.
“Oke! Apalagi?”.
“Belajar yah!”.
“Beneran belajar? Gak usah bohong.! “.
“O….Adzan di mushola yah!”.

“Yup! Diingat ya; orang yang BERGEMBIRA melakukan perbuatan BAIK. Dan dia lebih BERGEMBIRA LAGI, karena ingin ke depan nya melakukan KEBAIKAN yang lain, untuk diulang- ulang sampai dia MATI, itulah yang disebut orang Muhammadiyah”.

“Terus yah?”.
“Tidurpun jika kamu orang Muhammadiyah, itu perbuatan baik. Sebab tidurnya adalah istirahat, untuk dapat melakukan kebaikan lagi”.

“Apalagi jika kamu terbangun; dari gembira bersekolah, membaca, menulis, dan berhitung. Lanjut membantu teman. Jujur. Tanggungjawab. Punya adab. Dan sopan santun. Berderma. Takut bolos. Tidak nyontek. Berkata kata baik. Tidak membully teman, mencuri apalagi mencaci. Itu orang Muhammadiyah”.

“Pokoknya kuncinya bergembira berbuat kebaikan! “.
“Itu aja yah!”.
“Tidak! Sebaliknya, kamu akan bersedih. Kamu akan menangis. Dan merasa hidupmu hancur merana, jika tindakan dan perbuatanmu tanpa manfaat. Sia-sia tiada guna”.

“Sebergunanya hidup itu; jika pikiranmu memproduksi kebijaksanaan dan hikmat kemaslahatan kemanusiaan, lalu tindakanmu mengikutinya tanpa pernah lelah. Terus bergetar tenaga dan otot-ototmu bergerak untuk jalan kebajikan. Lantas kamu dermakan sebagian besar hartamu di jalan kebaikan itu. Maka hal itu sebaik-baik menjadi orang Muhammadiyah”.

“Jadi gampangnya jika mulai hari ini kamu TIDAK bersedih jika melulu main game, nonton youtube dan uang habis hanya buat jajan! Kamu bukan orang Muhammadiyah. Tapi orang MAD(T)I-AH! Orang yang sepertinya hidup karena bernyawa. Tapi sebetulnya mati, karena tiada guna dan manfaat bagi orang lain”.

Karena itu benar kata Panglima Besar Jendral Soedirman, “Jadi kader Muhammadiyah itu berat, kalau bimbang dan ragu lebih baik pulang”.

“Artinya, sebelum tidur kamu tutup harimu dengan belajar. Esok paginya kamu bahagia pergi ke sekolah. Sore harinya kamu lanjutkan ngaji di mushola. Selesai itu kamu bantu ayah, momong adik. Masukin jemuran. Bersihkan rumah.”

“Kamu juga bersabar dan kuat nahan tidak main game, selain hari Sabtu dan Minggu. Ngempet nonton youtube, atau kegiatan tidak berfaedah lainnya. Dan kamu ganti militansi hidupmu untuk mikirin bab positif tentang masa depan. Nah! jika itu kamu kerjakan dari sekarang, Setidaknya kamu sudah belajar jadi orang Muhammadiyah.”

“Bapakmu ini, belum pernah bisa jadi orang Muhammadiyah. Karena tidak pernah lulus : mendidik keimanan dengan Islam yang ber-rahmat. Mendidik pikiran dengan akal sehat dan Mendidik tindakan dengan amal shaleh.”

Dan pagi ini, ketika berangkat sekolah, saat di perempatan lampu merah, Rama bilang, “ayah, uang sakuku yang Rp 5000 tak kasihkan anak yang jual koran itu ya? Aku kasihan! Gak papa aku sangu 5000 aja”.

Adem rasanya hati ini.

Baca Juga:  Kader Muhammadiyah Harus Saling Support Walaupun di Bahtera Berbeda

Semoga tepat di Milad Muhammadiyah yang ke 107 ini, kamu menjadi bagian dari sumbu MATAHARI yang terus abadi menyinari BUMI.

*) Red. Fordem.id/ cp.wag.annur : 22/9/2019

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *