Oleh: Khafid Sirotudin
Fordem.id – Hari ini, Ahad Wage 3 November 2024, untuk yang kesekian kalinya saya berkesempatan hadir di tengah warga persyarikatan kota Tegal. Kali ini saya diundang oleh PCM Tegal Timur 1 untuk mengisi pengajian umum Hari Bermuhammadiyah (HBM) di halaman SMK Muhammadiyah 1 Tegal. Salah satu SMKM Unggulan yang saat ini memiliki hampir 1.200 murid.
PDM Kota Tegal (Koteg), meski terdiri dari 4 kecamatan (5 PCM) dan 27 kelurahan (30 PRM) tapi memiliki beragam AUM yang patut dibanggakan. Diantaranya Universitas Muhammadiyah Tegal, SMK Muhammadiyah, SMA Muhata, SMPM, 2 SDM, 11 TPQ, BTM dan PAYM. PD Aisyiyah Koteg tidak kalah kontribusinya dalam memajukan daerah dengan SD Aisyiyah Cahaya Insan (ACI), Klinik Pratama Siti Hajar, 13 TK ABA, 9 Kelompok Bermain (KB) dan PAY Putri Aisyiyah.
PDM Koteg sukses menjadi tuan rumah Musyawarah Wilayah (Muswil) ke 48 Muhammadiyah dan Aisyiyah Jawa Tengah pada 3-4 Maret 2023 lalu. Padahal Muswil ke-48 Muhammadiyah Jateng diikuti oleh 1.520 orang peserta dan menjadi perhelatan Muswil terbesar se Indonesia. Belum termasuk Muswil Aisyiyah yang jumlah pesertanya juga seribuan orang.
Kota Tegal memiliki 4 kecamatan yaitu Tegal Timur, Tegal Barat, Tegal Selatan, Margadana dan 27 kelurahan. Meski lebih kecil wilayahnya dibandingkan kota Semarang dan Surakarta, kota Tegal memiliki dukungan infrastruktur yang sangat memadai. Antara lain Pelabuhan Samudera, Stasiun Kereta Api dan Terminal Bus tipe besar, GOR dan Stadion. Aneka wisata pantai dan kuliner UMKM khas Tegal sangat layak untuk dinikmati.
Ikut membersamai dan memberikan sambutan dari PDM Koteg, dokter Wahyu Heru Triyono. Nampak hadir dari Forkompimcam (Camat, Kapolsek, Danramil) dan shahibul hajat, Mizan, Ketua PCM Tegal Timur 1 beserta jajaran PCM dan PCA. Meski udara panas disertai mendung menggelantung, tidak mengurangi antusiasme warga persyarikatan mengikuti HBM hingga usai. Perkiraan saya 300 orang hadir pada pengajian HBM Triwulan (3 bulan) sekali ini.
Pengajian umum HBM Tegal Timur 1 dimeriahkan dengan beberapa penampilan anak-anak TK ABA yang menarikan HW Ceria dan Tarian Modern, siswa SD yang “nembang” (menyanyikan) mocopat Dandang Gulo serta grup musik biola dari SD Muhammadiyah. Sungguh terasa jika Muhammadiyah memang menggembirakan, menyenangkan dan mencerahkan banyak orang.
Tampilnya anak-anak TK ABA dan SDM tentunya akan “memaksa” guru, orang tua dan mbah Eyangnya turut hadir menyemarakkan HBM. Sudah menjadi karakter warga persyarikatan yang kurang begitu tertarik berdebat soal haram tidaknya seni musik dan budaya. Pimpinan, warga dan simpatisan persyarikatan lebih senang menjawab diskursus perbedaan qaidah fiqyah soal musik dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, Sang Surya dan Mars Aisyiyah serta penampilan seni musik dan tari yang Islami dan berkeadaban.
Yang menarik perhatian saya dinyanyikannya lagu Mars Aisyiyah, selain Indonesia Raya dan Sang Surya. Sebuah ritual seremonial yang selalu kami lakukan di berbagai kegiatan LP-UMKM PWM berkolaborasi dengan MEK (Majelis Ekonomi dan Ketenagakerjaan) PWA Jateng.
Mari renungkan bait-bait lagu Mars Aisyiyah yang hebat itu :
Wahai warga Aisyiyah sejati
Sadarlah akan kewajiban suci
Membina harkat kaum wanita
Menjadi tiang utama negara
Di telapak kakimu terbentang surga
Di tanganmu lah nasib bangsa
Mari beramal dan berdarma bakti
Membangun negara
Mencipta masyarakat Islam sejati
Penuh karunia
Berkibarlah panji matahari
Menghias langit ibu pertiwi
Itu lambang perjuangan kita
Dalam menyebarluaskan agama
Islam pedoman hidup wahyu illahi
Dasar kebahagiaan sejati
Mari beramal dan berdarma bakti
Membangun negara
Mencipta masyarakat Islam sejati
Penuh karunia
Mars yang lirik dan syairnya dibuat Mohammad Diponegoro, serta notasi lagu oleh M.Irsyad itu bagi warga persyarikatan tidak kalah “nendang” sukma, rasa, cipta dan karsa disandingkan lagu Sang Surya.
Kayaknya suatu saat perlu diadakan Lomba Paduan Suara lagu wajib Mars Aisyiyah dengan peserta Pimpinan/UPP Muhammadiyah di tingkat Daerah dan Wilayah.
Wallahu’alam
WS. Cempe Lemu 7 Koteg : 3 November 2024