Pembalut Bentukan Sistem Kapitalis

Oleh : Nur Rizki Larasati

Fordem.id – Perempuan setiap bulan selalu menghasilkan sampah pembalut yang seharinya bisa mencapai 3 sampai 5 pembalut. Penggunaan pembalut sekali pakai sudah sering digunakan oleh perempuan di seluruh dunia terutama perempuan Indonesia. 

Mitos-mitos mengenai perempuan menstruasi itu masih melekat pada budaya yang ada di Indonesia yang mengatakan bahwa “perempuan menstruasi lebih sensitif, banyak aura negatif ketika perempuan menstruasi” mitos tersebut mengakibatkan anak perempuan yang pertama mengalami menstruasi menganggap dirinya kotor dan najis jika lingkungan tidak mendukungnya. Padahal perubahan hormon pada tubuh perempuan membawa perempuan lebih mudah lelah saat menstruasi hari-hari awal. 

Baca Juga:  2025 DAN KITA

Tubuh perempuan tidak bisa disamakan oleh tubuh laki-laki karena dalam tubuh perempuan memiliki rahim yang perempuan harus menjaganya. Belum lagi mitos mengenai sampah pembalut harus dicuci hingga bersih jika tidak akan mengundang wabah jelek menimpah perempuan, sayangnya banyak perempuan yang masih mempercayai konsep mitos mengenai menstruasi dan pembalut sekali pakai. 

Sayangnya masih banyak perempuan yang menggunakan pembalut sekali pakai. Dengan memakai pembalut sekali pakai, mereka beranggapan ketika setelah memakai pembalut hingga dicuci bersih dan dibungkus kantong plastik anggap sudah selesai. Tetapi tidak semudah itu jika kita melihat keadaan secara kritis. Menurut situs OrganiCup, seorang Perempuan  akan memproduksi 11.000 pembalut sekali pakai seumur hidupnya. 

Baca Juga:  Ketahanan Keluarga dan Degradasi Moral Politik

Produksi kapitalis memang menyusahkan perempuan. Pembalut adalah produk kapitalisme yang mengharuskan perempuan untuk terus mengkonsumsi secara berkepanjangan tapi tidak dapat melihat dampak yang mereka hasilkan. Kebanyakan perempuan enggan untuk melihat dampak kebelakang karena minim akses pengetahuan mengenai pembalut dan menstruasi.

Jika perempuan diberi akses pengetahuan tentang pembalut, bahaya pembalut terhadap vagina, dampak lingkungan yang diakibatkan pembalut. Mungkin perempuan akan berpindah tidak memakai pembalut sekali pakai. Salah satunya adalah menstruasi cup yang merupakan pembalut ramah lingkungan dan aman terhadap vagina terbuat oleh silikon.

Baca Juga:  NASIB GETIR PARA JURU SELAMAT

Tapi sayang seribu kali, masih banyak stereotype mengenai penggunaan menstruasi cup, salah satunya teman saya sendiri berkata “Bahwa menscup dapat merubah keperawanan perempuan” (tidak begitu juga lha) menstruasi cup yang lebih sehat dan ramah lingkungan sudah difitnah dapat merusak keperawanan, padahal konsep keperawanan adalah bentukan dari masyarakat patriarki untuk mendorong perempuan tetap terbelenggu dalam kebodohan. 

Apakah kita sebagai perempuan merupakan penghasil sampah terbanyak? atau kita sudah berusaha meminimalisir sampah?. jawaban itu tidak segampang yang bisa dijawab tanpa berfikir.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *