#PercayaMuhammadiyahBisa

Opini, Tokoh549 Views

Oleh: Fahd Pahdepie(Kader Muhammadiyah)

Di tengah polemik Muhammadiyah yang menyatakan kesiapannya untuk mengelola tambang, banyak pihak meragukan kapastias persyarikatan dalam mengelola ‘bisnis besar’ tersebut. Keraguan dan sinisme bukan hanya datang dari pihak eksternal, justru kader sendiri yang mengkritik dengan tajam.

Sedih sekali membaca pernyataan-pernyataan kader yang menyebut bahwa para pimpinan Muhammadiyah hanya berorientasi keduniaan, sibuk mencari cuan, atau terperangkap kail politik yang penuh racun dan bisa. Seraya meragukan integritas dan ketawadhuan yang selama ini jelas-jelas telah terbukti di berbagai bidang serta dimensi kehidupan lainnya?

Bagi saya, menganggap Muhammadiyah tidak bisa mengurus perkara tambang, atau tidak akan sanggup menjalankan komitmen menjaga lingkungan dan kesejahteraan sosial, adalah bentuk pengkerdilan kemampuan persyarikatan. Apakah tidak cukup segala bukti yang telah ditunjukkan organisasi ini bisa mengelola ‘perkara-perkara besar’ dari mulai pendidikan, kesehatan, hingga amal usaha lain di kancah nasional dan global?

Baca Juga:  Keindahan Alam dan Pentingnya Konservasi

Bagi Muhammadiyah, saya percaya, jangankan mengurus tambang, kalau ditantang mengurus negara saja sebenarnya mampu! Sayang sekali semua ini justru diragukan dan dikerdilkan kader sendiri. Senyinyir itukah bahkan mengira bahwa organisasi ini tidak mungkin bisa menjalankan panggilan tugas negara dan jadi teladan di bidangnya?

Saya jadi ingat pelajaran ke-Muhammadiyah-an di bangku Madrasah Tsanawiyah dulu. Waktu itu, para pendiri Muhammadiyah ingin mendirikan sekolah modern, tetapi diragukan. Ingin menolong kesengsaraan rakyat dengan mendirikan rumah sakit, disebut tak akan mampu. Ingin berjuang dengan ide internasionalisasi gerakan, dianggap mimpi ketinggian. Tapi nyatanya Muhammadiyah bisa, kan? Bahkan sukses menjadi yang terbaik di berbagai bidang.

Kini, entah dari mana datangnya keraguan di benak kader bahwa Muhammadiyah tak bisa mengelola kepentingan politik? Bahwa tak akan bisa menjalankan bisnis tambang yang pro kesejahteraan sosial dan pelestarian lingkungan? Mengapa tak menjadi kader yang justru ikut memastikan bahwa Muhammadiyah bisa mengemban tugas besar dan memenuhi amanah UUD 1945 itu?

Baca Juga:  Menjembatani Deprivasi di Kota: Tantangan dan Peluang Gerakan Sosial Profetik

Barangkali memang ada perbedaan pandangan dan sikap politik terhadap pemerintah, tapi jangan lantas semua itu membuat cara pandang kita hitam-putih, benar-salah, kawan-lawan, ‘us vs them’. Bermuhammadiyah berarti juga bersikap dewasa bahwa tidak segala sesuatu harus dikait-kaitkan dengan kepentingan politik. Bahwa berbangsa dan bernegara adalah bagian dari tanggung jawab bermuhammadiyah juga, melampaui perbedaan-perbedaan yang ada.

Mungkin ada yang kecewa dengan sikap dan keputusan PP Muhammadiyah ini, tetapi saya yakin para pimpinan telah memutuskan dengan penuh pertimbangan yang saksama. Jangan sampai kekecewaan itu menjadi cara kita untuk membuat segala kebaikan hilang, menafikan semua yang kita banggakan tentang persyarikatan, sambil menggeneralisir secara naif dan serampangan.

Baca Juga:  Eksotisme Sulawesi Tenggara

Konon, moral kader jatuh gara-gara urusan tambang ini? Mumhammadiyah yang dibangga-banggakan, ternyata mengecewakan? Sampai-sampai ada kader yang membakar KTA atau keluar dari grup-grup persyarikatan? Saya rasa itu berlebihan. Bahkan kekanak-kanakan. Semestinya kita bisa melihat dari perspektif dan dimensi yang lebih kaya—lebih dewasa.

Dalam soal agama yang membawa ke akhirat saja kita bisa percaya pada keputusan persyarikatan melalui mekanisme yang ada. Kenapa soal dunia yang permainan dan senda gurau belaka kita se-cranky itu?

Saya sih memilih percaya kepada keputusan organisasi yang telah diambil sebijaksana mungkin. Saya ‘sami’na wa atho’na’ kepada para pimpinan yang telah kita amanahi tanggung jawab memimpin. Jangankan soal mengelola tambang, bahkan menerbangkan roket atau menyusun peta masa depanpun: Saya Percaya Muhammadiyah Bisa!

Demikianlah, siapa yang mau ikut gerbong ini: Saya #PercayaMuhammadiyahBisa.

Tabik!

)* Red. Fordem.id

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *