Oleh: Gus Zuhron
إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَنْ يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْإِنْسَانُ ۖ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا
“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh”
(Qs. Al-Ahzab : 72)
Ayat ini dibaca oleh Kiyai Jam’an untuk mengawali kultum singkat di depan pasangan pemimpin baru Kota Magelang. Beberapa pimpinan Muhammadiyah ikut menyimak dengan seksama kalimat demi kalimat yang teruntai. Dengan bahasa yang runtut dan pesan mendalam menjadikan kultum singkat itu terasa lebih berbobot dari kuliah satu semester.
Amanah menjadi satu kata kunci yang disampaikan oleh Kiyai Jam’an. Menjadi pemimpin itu memang berat, namun jika diawali dengan Bismillah maka akan berakhir dengan Alhamdulillah.
Entah kenapa hati menjadi gerimis dan mata berkaca-kaca mendengar penjelasan penuh hikmah. Seolah-olah ayat yang telah turun 1400 tahun yang lalu seperti baru saja dibawa Jibril untuk orang-orang yang hadir di tempat itu.
Energi dari ayat itu begitu hidup dan menggugah semangat untuk masuk lebih dalam pada samudra luas ilmu yang bersumber dari kalimat-kalimat Tuhan. Akan berbeda cerita, jika ayat yang sama dibacakan oleh orang yang berbeda. Bisa jadi, pembacaan tanpa ilmu hanya akan menghasilkan deretan kata yang sepi makna.
Ada sebuah pepatah Arab yang begitu mashur.
ما خرج من القلب وصل إلي القلب
“Sesuatu yang keluar dari Hati akan sampai ke dalam Hati”.
Pepatah ini cukup menggambarkan bagaimana suasana pertemuan sore itu. Balutan rasa kekeluargaan diiringi canda tawa seperlunya menambah sempurna majelis yang dihadiri oleh orang-orang pilihan. Jika Nabi pernah menyampaikan pesan bahwa forum yang penuh kemuliaan akan dihadiri dan didoakan para malaikat sampai menyentuh langit, rasanya tidak berlebihan kalau dikatakan pertemuan itu cukup memenuhi syarat. Meskipun tanpa dihadiri para Habaib dengan pasukan hadrohnya atau ditunggui Gus yang sedang viral.
Kiyai Jam’an memang tidak pernah gagal menyuguhkan hal-hal sederhana namun mencerahkan. Kedalaman ilmu menjadikan pembahasan biasa menjadi tidak biasa. Jam terbang dan pengalaman hidup yang panjang turut serta mempengaruhi bagaimana himpunan-himpunan kalimat itu dapat terbentuk. Sebuah satuan kalimat yang terangkai untuk pesan-pesan kehidupan yang harus direnungkan.
Spontan otak travelling membayangkan bagaimana jika orang-orang shalih ini suatu ketika dipanggil oleh Allah. Apakah para penerus telah mewarisi kekayaan keilmuan dan semangat perjuangannya. Apa yang telah dilakukan para pendahulu sungguh telah meletakkan dasar-dasar yang begitu kokoh dan kuat. Rasanya apa yang dilakukan hari ini belum sebanding dengan segala torehan perjuangan masa lalu.
Setiap orang ada masanya dan setiap masa akan ditemukan orangnya. Begitulah kehidupan berjalan dengan ritme yang telah ditetapkan oleh pemilik skenario hidup. Tetapi jika boleh meminta, ingin sekali orang-orang shalih ini terus dapat mendampingi, sampai pada titik dimana kami telah siap disebut sebagai pejuang. Sehat selalu Kiyai Jam’an.
Rumah Sanggrahan, Magelang : 20/12/2024 pukul 05.40 WIB. sambil memikirkan sarapan apa yang cocok di pagi hari