Muhammadiyah dalam Pemilu 2024: Mengupas Tantangan, Jihad Politik, dan Harapan Menuju Demokrasi Berkemajuan

Opini548 Dilihat

Oleh :  Sasi Ingga Setiawan, Sekbid Hikmah Politik dan Kebijakan Publik IMM Purbalingga

Fordem.id – Pemilu 2024 di Indonesia saat ini sedang memasuki tahapan yang krusial untuk menentukan masa depan Indonesia lima tahun kedepan, bagi saya pada momen ini perlu adanya partisipasi aktif masyarakat, termasuk dari kalangan kader Muhammadiyah, karna bagi saya disini kita memiliki peran strategis dalam membentuk arah demokrasi dan masa depan bangsa. Pemahaman akan hak dan kewajiban pemilih, akses terhadap informasi yang akurat, diskusi yang produktif, serta penggunaan hak pilih secara cerdas adalah elemen kunci dalam memastikan proses pemilu berlangsung adil dan berdampak positif bagi bangsa.

Idealnya dalam konteks ini, peran kader Muhammadiyah tidak hanya sebatas sebagai pemilih saja, melainkan juga sebagai penyelenggara, peserta, dan pengawas partisipatif. Karena peran positif kader Muhammadiyah untuk memastikan berjalanya nilai-nilai kebangsaan, kemanusiaan, dan keadilan dalam setiap kebijakan publik merupakan fondasi penting untuk menciptakan demokrasi yang sehat.

Baca Juga:  KURBAN

Saya berpandangan bahwa jihad politik bagi kader Muhammadiyah, bukan hanya untuk konfrontatif terhadap kebijakan pemerintah saja, tetapi lebih sebagai upaya untuk memastikan bahwa suara dan kepentingan masyarakat Islam diakui serta dihargai dalam semua aspek kehidupan. Oleh karena itu, keterlibatan aktif dalam dinamika politik menjadi kunci untuk memastikan keberlanjutan nilai-nilai Muhammadiyah di tingkat nasional.

KH Tafsir, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah, dalam beberapa kesempatan sering menyampaikan dan menggaris bawahi tentang pentingnya peran kader Muhammadiyah dalam membangun bangsa. Menurutnya, kekuasaan dan legalitas Muhammadiyah yang berada di tangan penguasa memerlukan pemahaman yang baik terhadap nilai-nilai organisasi ini. Oleh karena itu, melibatkan kader dalam berbagai aspek kekuasaan, termasuk di legislatif, eksekutif, dan yudikatif, dianggap strategis untuk memaksimalkan kontribusi Muhammadiyah dalam membangun Indonesia.

Baca Juga:  Pemilu, Melembagakan Konflik untuk Integrasi Bangsa

Bagi saya hal yang perlu kita pahami bersama, bahwa Muhammadiyah dalam berpolitik tidak berbasis partai, namun berbasis kader, seperti yang di jelaskan oleh KH Tafsir, bahwa dalam berpolitik Muhammadiyah berorientasi pada politik kebangsaan dan kemanusiaan, bukan politik partisan pada partai tertentu. Oleh karena itu, dukungan terhadap kader yang terlibat dalam dunia politik, dengan syarat tetap berbasis kader dan memegang teguh prinsip-prinsip organisasi, menjadi komitmen kita bersama untuk memastikan Muhammadiyah dapat berperan aktif dalam dinamika politik tanah air.

Namun tantangan muncul ketika masih banyak kita jumpai sebagian kader Muhammadiyah masih pasif terhadap politik. Oleh karna itu usaha secara masif memberikan edukasi bahwa keterlibatan kita dalam politik menjadi kunci untuk memperkuat posisi Muhammadiyah di kancah nasional menjadi sangat perlu. Oleh karenanya, saya berharap untuk diadakan sekolah politik secara konsisten untuk membantu kader Muhammadiyah menjadi kader yang lebih berpengetahuan luas tentang sistem politik Muhammadiyah, hak dan kewajiban mereka dalam masyarakat, dan cara-cara mereka dapat berpartisipasi dalam proses politik.

Baca Juga:  SERTIFIKAT HALAL

Dengan keterlibatan aktif, cerdas, dan strategis, Muhammadiyah dapat memainkan peran yang lebih besar dalam membentuk masa depan Indonesia yang lebih baik. Pemahaman bahwa politik bukanlah semata urusan pemerintah atau partai, tetapi tanggung jawab bersama untuk menciptakan perubahan positif, menjadi kunci untuk mencapai tujuan ini. Oleh karena itu, mari bersama-sama, kader Muhammadiyah dan seluruh masyarakat, berperan aktif dalam Pemilu 2024 untuk menuju Indonesia yang berkemajuan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *