Oleh : Inayatul Khaqu Al AminiĀ (Sekbid RPK PK IMM Abu Dardiri)
Fordem.id – Dalam dunia yang semakin kompleks, peran filsafat dalam membentuk pandangan kritis dan spiritual manusia semakin ditekankan. Sebagai hal yang sudah mendasar bahwasanya manusia sebagai makhluk yang memiliki akal dan nafsu, memiliki potensi untuk memunculkan sisi taqwa dan keburukan. Hal ini berbeda dengan hewan, yang hanya dipandu oleh nafsu belaka. Pemikiran ini menjelaskan bahwa potensi manusia tidak hanya terbatas pada naluri semata, tetapi juga melibatkan kemampuan untuk memahami, merenung, dan berfikir kritis.
Filsafat, yang berasal dari kata “philos” yang berarti cinta, dan “sophia” yang berarti kebijaksanaan, adalah hasil dari pemikiran manusia yang reflektif. Ada dua cara pandang dalam filsafat: objek material yang dituju dan objek formal yang merupakan penafsiran seseorang terhadap objek material tersebut.
Namun, mengapa penting bagi manusia untuk mempelajari filsafat? Pertama, filsafat mengajarkan kemampuan berfikir kritis. Kemampuan ini penting dalam menghadapi berbagai masalah kompleks dalam kehidupan. Kedua, filsafat membantu dalam mengembangkan kemampuan berfikir yang benar. Melalui analisis dan pemahaman yang mendalam, di sini kita dapat melihat bahwasanya manusia dapat mencari kebenaran dan menjauhi pemikiran yang keliru.
Selain itu, filsafat juga mengajarkan manusia untuk menghargai perbedaan. Dalam dunia yang penuh dengan variasi budaya, agama, dan pandangan, kemampuan untuk memahami sudut pandang orang lain menjadi hal yang penting. Filsafat membuka peluang untuk melihat realitas dari perspektif yang berbeda, sehingga memungkinkan hubungan harmonis dan penghargaan terhadap keberagaman.
Tak kalah penting, filsafat membantu membedakan antara yang benar dan yang salah. Dengan dasar pemikiran yang kuat, manusia dapat melakukan evaluasi rasional terhadap situasi dan tindakan. Hal ini membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih baik dan bertanggung jawab.
Namun, sebelum kita memasuki kajian filsafat, memiliki bekal aqidah yang benar menjadi hal yang penting. Aqidah, atau keyakinan yang mendalam terhadap Tuhan dan aspek spiritual dalam kehidupan, merupakan fondasi untuk merumuskan pandangan dan pemahaman dalam filsafat. Karena filsafat yang dijalankan tanpa pandangan spiritual yang benar dapat berpotensi mengaburkan makna sejati keberadaan manusia.
Dalam dunia yang terus berkembang, pemahaman tentang peran filsafat menjadi semakin penting. Filsafat bukan hanya sekadar pemikiran abstrak, tetapi juga merupakan alat yang memungkinkan manusia untuk menggali potensi diri, memahami realitas, dan mengarahkan pandangan spiritualnya dengan lebih mendalam.
Pengetahuan tersebut lah yang saya dapatkan dalam acara kajian filsafat yang bagi saya sangat menarik, acara ini diselenggarakan oleh Pengurus Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PK IMM) Abu Dardiri. Dengan Tema kajian “Membumikan Filsafat di Generasi Muda”, Sabtu (19/08/2023) di lingkungan kampus ITBMP.
Dalam kegiatan tersebut menyajikan pandangan-pandangan baru tentang bagaimana pemikiran filsafat dapat diintegrasikan dalam kehidupan sehari-hari generasi muda. Acara ini bertujuan untuk membantu kita memahami pemikiran filosofis dengan cara yang lebih relevan dan mudah dicerna.
Dalam acara ini hadir sebagai pembicara Bimba Valid Fathoni, Mahasiswa S2 Aqidah dan Filsafat Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dalam paparannya, Bimba membuka mata kami tentang pentingnya membumikan filsafat agar dapat diterapkan secara praktis dalam berbagai aspek kehidupan. Dia menyoroti bahwa pemahaman terhadap filsafat dapat memberikan kita pandangan yang lebih dalam dan luas tentang dunia di sekitar kita.
Saya sangat terkesan dengan pandangan Bimba tentang bagaimana filsafat dapat membantu kita menghadapi tantangan zaman modern yang semakin kompleks. Dalam dunia yang dipenuhi oleh teknologi canggih dan perubahan sosial, pemahaman yang mendalam tentang filsafat bisa menjadi panduan berharga untuk memahami perubahan ini dengan cara yang lebih baik. Diskusi yang diadakan di acara ini juga memberikan peluang bagi peserta untuk berbagi pandangan dan berpikir kritis tentang bagaimana filsafat dapat diintegrasikan dalam pendidikan dan kehidupan sehari-hari.
Dari sudut pandang saya, saya dapat merasakan semangat dan komitmen yang kuat dari Pengurus PK IMM Abu Dardiri dalam mendukung perkembangan intelektual dan keilmuan di kalangan mahasiswa. Acara ini menjadi langkah awal yang inspiratif untuk mendorong pemikiran kritis dan penerapan nilai-nilai filosofis dalam tantangan kehidupan modern yang semakin kompleks.Ā ***