Heinis Khawari
“And you take what you want, but you won’t get hope for free“.
Kalimat itu adalah salah satu kutipan lagu dari grup band terkenal Oasis di lagunya yang berjudul “Sunday Morning Call“. Oasis adalah grup band dari Inggris. Grup band ini dibentuk di Manchester, Inggris pada 1991.
Sunday Morning Call merupakan lagu yang menggambarkan hari Minggu sebagai hari untuk refleksi ketika seseorang mempertimbangkan hidup. Hal ini menarik bahwa lagu itu sangat berbanding terbalik dengan makna hari Minggu yang kita ketahui. Hari Minggu biasanya dianggap sebagai hari menyenangkan karena hari Minggu satu-satunya hari libur diantara tujuh hari dalam sepekan.
Biasanya kita menggunakan hari Minggu untuk bersantai bersama keluarga, liburan bersama atau hanya berdiam diri di rumah. Di hari Minggu kita bisa melakukan apapun yang kita inginkan, seperti bermain, piknik, menonton TV, dan lainnya.
Bahkan ada umat beragama yang menggunakan hari Minggu sebagai hari beribadah. Jika kita melihat keluar pada hari Minggu, maka akan sangat banyak orang berlalu-lalang. Entah mereka baru mau pergi jalan-jalan, maupun sudah pulang. Saat malam Minggu saja kafe dan tempat nongkrong dipenuhi anak muda.
Uniknya bagaimana hari Minggu menjadi hari yang benar-benar ditunggu semua orang dibanding enam hari lainnya. Tetapi lagu Sunday Moorning Call milik band Oasis, memiliki arti hari Minggu yang sangat berbeda dari pengertian yang biasanya.
Atau sebenarnya pandangan terhadap hari Minggu hanyalah perbedaan antara seseorang yang sudah tumbuh dewasa dengan anak kecil. “Pada hari minggu kuturut ayah ke kota“, merupakan potongan syair lagu yang sudah kita kenal sejak kecil. Lagu itu menggambarkan pandangan anak-anak yang berada di desa tentang hari Minggu.
Bagi mereka, hari Minggu mungkin menjadi hari dimana mereka terbebas setelah enam hari belajar pelajaran sekolah yang membosankan. Bagi mereka menghabiskan hari Minggu dengan pergi ke kota, barangkali menjadi sesuatu hal yang sangat keren.
Tumbuh Dewasa
Hari Minggu adalah tempatnya hari bersenang-senang, menonton televisi dari pagi hingga siang, pergi ke rumah teman, bersepeda bersama sama, maupun pergi ke tempat yang menarik bersama keluarga. Kita semua tentu pernah mengalami sebagian dari beberapa hal itu.
Mungkin itu berbeda dengan pandangan orang-orang yang sudah tumbuh dewasa dan bekerja.
“I go out to work on a Monday morning. Tuesday I go off to honeymoon I’ll be back again before it’s time for Sunny-down, I’ll be lazing on a Sunday afternoon“.
Sebuah lagu yang menggambarkan bagaimana orang dewasa menghabiskan hari Minggu mereka. Itu adalah kutipan lagu dari grup band yang sangat terkenal yaitu Queen.
Queen, grup band yang ramai didengarkan pada tahun 70-an. Queen dibentuk di Britania Raya, London, Inggris. Di lagu yang berjudul “Lazy on Sunday” itu diceritakan seseorang yang bekerja penuh selama sepekan dari Senin-Sabtu. Dia memiliki jadwal yang padat untuk melakukan banyak hal.
Di akhir pekan dia hanya menghabiskan waktunya untuk bermalas-malasan. Mungkin itu merupakan sebuah perbedaan besar pandangan hari Minggu antara anak kecil dan orang dewasa.
Tetapi meski memiliki pandangan yang berbeda, hari Minggu tetap menjadi hari yang sangat banyak dinantikan orang.
Meski begitu, ternyata tidak semua orang menantikan hari Minggu.
Banyak orang yang mungkin biasa saja atau bahkan mungkin membenci hari Minggu. Seperti salah satu lagu yang dibawakan oleh grup band asal Indonesia bernama Bip Band yang didirikan tahun 1996.
Di dalam lagunya yang berjudul “Hari Minggu“, dikisahkan orang-orang pergi menikmati liburan dan privacy mereka tak punya waktu atau diganggu. Tak ada tempat kasbon di hari Minggu. Unik. Di lagu itu mereka dengan terang-terangan menyatakan tak menyukai hari Minggu.
Menurut Bip Band, di hari Minggu mereka tak mempunyai tempat untuk mengkasbon atau mengutang. Hal itu tentu menarik bagi insan di tahun 70-an ataupun era 2000-an.
Setiap orang memiliki cara yang berbeda untuk menghabiskan hari Minggu mereka.
*)Siswa Kelas XI SMA Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta