#Teacher’s Inspiration Serial 10
Oleh: Lukman Hakim
“Students want to be seen. They want to matter. Teachers do more than just teach academic standards, they bring hope. They’re not just preparing students for the next grade level; they’re preparing them for life.”
(Steele, 2022:9)
Siswa ingin diperhatikan. Mereka ingin dianggap penting. Guru tidak hanya bertugas mengajarkan standar akademis, tetapi lebih dari itu, guru membawa harapan. Mereka bukan sekadar mempersiapkan siswa untuk naik kelas, tetapi membentuk bekal untuk menghadapi kehidupan.
Kita harus sadar, tugas guru bukan mendidik siswa untuk dunia hari ini, apalagi masa lalu. Dunia berubah dengan sangat cepat. Anak-anak yang kita didik hari ini akan hidup di zaman yang penuh tantangan baru, yang mungkin belum pernah kita alami atau bayangkan. Maka mendidik dengan pola yang sama seperti kita dulu dididik, bukanlah pilihan—itu adalah pengkhianatan terhadap masa depan mereka.
Guru yang mendidik seperti dia dulu dididik, sama dengan merampok masa depan muridnya.
Sebaliknya, guru sejati adalah mereka yang berani berubah. Mereka terus belajar, terus berkembang, dan terus memperbarui cara berpikir serta metode mengajarnya. Sebab masa depan tidak menunggu mereka yang terjebak di masa lalu.
Inilah kenapa menjadi guru sejati berarti berkomitmen menjadi long life learner—pembelajar sepanjang hayat. Belajar bukan hanya untuk mengajar, tapi untuk terus memahami dunia baru tempat murid-murid kita akan hidup dan berkarya. Setiap pembelajaran baru yang kita tekuni adalah jembatan yang kita bangun untuk mengantarkan anak-anak menuju masa depan mereka.
Mari kita kuatkan tekad:
Lihatlah setiap siswa dengan hati.
Tanamkan bahwa mereka berarti.
Bawalah harapan dalam setiap pelajaran yang kita berikan.
Belajarlah tanpa henti, sebagaimana kehidupan terus bergerak maju.
Karena di tangan para guru pembelajar, masa depan bangsa sedang disiapkan.
*) Red. Fordem.id