AGAMA, TERAPI MAKNA DAN SELF HEALING

Ngaji Kehidupan #2 (28 Safar 1446 H)

Khazanah, Opini156 Dilihat

M. Rifai

Logoterapi atau terapi makna merupakan terapi penyembuhan yang digunakan oleh para psikolog dan psikiater modern dalam mengatasi berbagai persoalan kejiwaan seperti depresi, ketakutan dan penderitaan yang acapkali dialami manusia.

Terapi ini diperkenalkan pertama kali oleh Viktor Frankl, seorang tokoh psikologi humanistik berkebangsaan Austria. Karya Frankl yang berjudul, Man’s Search For Meaning dianggap sebagai salah satu referensi psikologi terpenting di era modern.

Istilah logoterapi berasal dari kata logos (bahasa Yunani) yang berarti makna sedangkan terapi berarti teknik penyembuhan. Esensi dari logoterapi atau terapi makna adalah proses penyembuhan dengan menanamkan kesadaran bahwa seluruh kehidupan manusia, dengan berbagai peristiwa yang dialaminya pasti memiliki makna.

Terapi makna memiliki tiga prinsip dasar.

Pertama, adanya kesadaran bahwa kehidupan pada dasarnya selalu memiliki makna, bahkan pada kondisi yang menyedihkan sekalipun.

Baca Juga:  Impian, Naluri, dan Semangat Hidup (Menilik karakter Daun pada novel The Hen Who Dreamed She Could Fly)

Prinsip kedua, bahwa tujuan hidup manusia adalah mencari makna dari kehidupan itu sendiri.

Prinsip ketiga, manusia memiliki kebebasan untuk memberi makna pada setiap kejadian yang dialaminya.

Jika kita fahami, terapi penyembuhan ini sebenarnya selaras dengan prinsip-prinsip dan ajaran agama, karena agama hakekatnya memberi makna dan orientasi kepada manusia dalam menjalani kehidupan.

Dalam pandangan agama (Islam) alam semesta merupakan hamparan makna (ayat). Demikian pula setiap peristiwa yang dialami manusia. Oleh karena itu tugas manusia adalah menggali makna dari apa yang terjadi dalam kehidupan.

Secara umum makna dan tujuan hidup manusia adalah beribadah kepada Allah SWT. Ibadah biasa didefinisikan dengan mengabdi dan mencari ridha dari Allah Swt. Selain beribadah, makna dan tujuan hidup manusia adalah menjadi khalifah atau wakil Allah Swt. untuk memakmurkan dunia (khalifah fil ardli).

Baca Juga:  Warga Muhammadiyah Wajib Berpolitik, tapi....

Secara lebih praktis makna hidup seorang muslim dapat diperoleh dengan melaksanakan dan menghayati ajaran-ajaran agama, baik berupa ibadah ritual (mahdzah), maupun ibadah yang bersifat umum (ghairu mahdzah) .

Ibadah ritual berupa sholat misalnya adalah aktivitas yang sarat makna dan hikmah. Melaksanakan sholat wajib apalagi ditambah sholat sunah menjadikan seseorang mendapat limpahan makna dan hikmah. Baik dari gerakan sholat itu sendiri maupun dari bacaannya. Demikian juga ibadah yang lain seperti puasa, zakat, haji, membaca Al- Quran maupun berdzikir.

Dalam aktifitas keseharian, makna dapat diperoleh dengan mendasari seluruh aktifitas kehidupan kita dengan doa, niat yang suci untuk beribadah serta senantiasa mengiringi aktivitas kita dengan merenung (tafakkur) dan ingat (dzikir) kepada Allah swt.

Baca Juga:  HAKEKAT ADIL 2

Dalam kondisi-kondisi sulit dan menderita seperti sakit atau ditimpa musibah, sikap sabar dan tawakal adalah jalan terbaik mendapatkan makna. Menghadapi kesulitan adalah jalan mendapatkan makna kebaikan, kemudahan dan kesuksesan. Adapun sakit adalah sarana menggugurkan kesalahan dan dosa serta menjadi jalan mendapatkan kebaikan dan pahala dari Allah Swt.

Menjalankan dan menghayati agama dengan sebaik-baiknya, dengan demikian merupakan praktik terapi makna yang luar biasa yang dapat berfungsi sebagai self healing dan self theraphy.

Semoga kita bisa melaksanakannya.
Amien ya Rabbal ‘alamien .

*) M. Rifai, pendidik di SMK Mutu Semarang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *