Fordem.id – Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi secara resmi melepas 141 orang calon jemaah haji dari Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU) Muhammadiyah, Minggu (21/4/2024). Bupati mendo’akan agar mereka diberi kesehatan prima, dipanjangkan umurnya, sehingga bisa berangkat menjalankan seluruh rukun ibadah haji dengan baik nantinya.
“Selamat para calon tamu Allah. Patut bersyukur karena tidak semua orang bisa berangkat haji. Haji ini merupakan panggilan, Allah tidak hanya memanggil orang yang mampu tapi juga memampukan yang terpanggil,” kata Bupati Tiwi dalam acara Purbalingga Bermunajat yang diselenggarakan di Pendopo Dipokusumo.
Untuk diketahui calon jemaah haji dari KBIHU Muhammadiyah ini akan tergabung dalam 430 orang calon jemaah haji dari Purbalingga tahun ini. Mereka akan tergabung dalam Kloter 16 dan 17 yang akan diberangkatkan ke tanah suci tanggal 16 Mei 2024 mendatang.
Pada kesempatan ini, Bupati juga menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ‘Purbalingga Bermunajat’ ini dari Persyarikatan Muhammadiyah. Bupati berharap kegiatan ini bisa eksis, rutin dan terus dilaksanakan.
“Semoga ke depan bisa menghadirkan penceramah ternama seperti Ustadz Adi Hidayat,” katanya.
Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Purbalingga, H Sukarman melaporkan peserta manasik KBIHU Muhammadiyah tahun 2023 – 2024 ada sebanyak 158 orang. Sedangkan yang berangkat haji tahun ini ada 141 orang.
“Manasik haji telah dilaksanakan 33 kali pertemuan, terdiri dari 26 kali tatap muka klasikal, 4 kali praktik di Gunungpati Semarang dan di Sanggaluri Park, 3 kali pembekalan dari ustadz-ustadz di wilayah Karesidenan Banyumas,” katanya.
Sukarman juga menjelaskan seluruh pembimbing dari KBIHU Muhammadiyah telah terakreditasi ‘Profesional’ oleh Kemenag RI.
Pada acara Purbalingga Bermunajat ini, H Sukarman menyampaikan pengurus PDM Purbalingga berupaya mengamalkan 3J yang jadi barometer sebuah persyarikatan, antara lain : Jam’iyah, Jamaah dan Jariyah.
“Jam’iyah, isi kepala orang-orang Muhammadiyah harus paham hakikat Islam dan hakikat Muhammadiyah. Jamaah, memperbanyak jumlah warga persyarikatan Muhammadiyah melalui pembuatan KTA. Jariyah, tangan di atas jauh lebih baik dari tangan di bawah, Muhammadiyah pasti butuh bantuan tapi warga Muhammadiyah malu untuk meminta,” katanya.