Oleh: Khafid Sirotudin – (Warga Muhammadiyah)
Sekitar 60 orang ‘nderes’ (membaca) Al-Qur’an di ruang tengah sebuah bangunan rumah yang masih bau cat tembok, Ahad 27/2/2022. Para pembaca al-quran adalah teman-teman SMP dan SMA shahibul hajat ditambah sepuluhan anak PAY Putri Aisyiyah Kangkung. Turut hadir Ketua PCA Kangkung didampingi beberapa pengurus. Jumlah qari’ laki-laki dan qariah perempuan hanpir berimbang. Setiap 2-3 orang membaca 1 juz, ada juga yang sendirian baca 1 juz, sesuai daftar kesediaan hadir di WA Group.
Pasutri Hj. Ida Istiana dan H. Zaedi, adalah teman sekolah kami di SMPN 1 angkatan 1984 dan SMA Muhammadiyah Weleri 1987 selaku shahibul bait (tuan rumah) dan shahibul hajat (pemilik hajatan) kegiatan membaca Al-Qur’an 30 Juz. Kegiatan ini menandai ‘soft launching’ Panti Asuhan Yatim Putra ‘Aisyiyah Cabang Kangkung Kabupaten Kendal.
Ikrar wakaf kepada Muhammadiyah/ ‘Aisyiyah sudah dilakukan awal pekan lalu, namun rencana serah terima tanah dan bangunan PAY dilaksanakan pada 27 Maret mendatang. Selain menyesuaikan jadwal ustadz kondang dari Jogja, sambil menyelesaikan sedikit bangunan pagar tembok belakang dan melengkapi peralatan yang dibutuhkan anak-anak yatim putra.
Berdiri diatas tanah seluas 1.000 meter persegi dengan bangunan terbagi atas 3 unit. Bangunan induk depan utk kantor, 2 kamar pengasuh, 2 kamar connecting untuk anak panti yang mampu memuat 20 anak. Tempat tidur tingkat dengan springbed dan loker/almari pakaian sudah tersedia. Tinggal melengkapi dengan bantal dan sprei. Ruang dapur dan kitchen set sudah komplit dengan meja makan. Kamar mandi 6 buah dan 1 tempat wudhu komunal dengan 5 kran air.
Di bagian belakang ada pendopo berbahan kayu jati ukuran cukup besar yang difungsikan sebagai mushola sekaligus ruang pertemuan yang bisa menampung jamaah sholat hingga 50-60 orang. Di sudut halaman belakang dibuat gazebo dengan kolam ikan melingkari. Sangat pas buat ‘ngadem’ penghuni panti.
Monumen Amal Shalih
Setelah khataman membaca 30 juz selesai, kami berkumpul di pendopo belakang. Ada sedikit ritual “slup-slupan rumah” yang berisi doa, mauidzah hasanah, pemotongan tumpeng dan shalat dhuhur berjamaah.
Hj. Ida berkenan memotong tumpeng nasi kuning Mringin buatan nyonya kami yang berkenan sedekah makanan untuk hajatan kali ini. Potongan tumpeng diberikan kepada 2 anak PAY Putri Asyiyah Kangkung. Kami sendiri didaulat untuk memberikan tausiyah sebagai pengingat diri dan teman-teman yang hadir.
Setelah sholat dhuhur berjamaah, acara dilanjutkan dengan makan siang dan ramah tamah. Tidak lupa foto-foto dengan teman yang sudah beberapa tahun tidak pernah ketemu fisik secara langsung. Bersyukur kami masih diberi rejeki dari Allah Swt bisa bertemu dengan beberapa teman yang sudah 20 tahun tidak ketemu. Tetap akrab ‘guyon maton’ meski sebagian sudah menjadi eyang kakung dan eyang putri. Mas kaji Zaedi dan mbak Ida Istiana sendiri hadir bersama 2 cucu dan 3 putra putrinya.
Meski tidak menyebut berapa rupiah uang untuk membeli tanah dan membuat bangunan itu, namun dari luas tanah dan bangunan yang sudah berdiri kami yakin diatas Rp 1 Milyar.
Sungguh sebuah bangunan monumen amal shalih, sedekah jariyah yang membuat kami ‘iri’. Belum tentu ketika kita memiliki harta berlimpah, “hati kita” kuat melepas secara ikhlas sebagian harta untuk membangun PAY, Masjid, Mushola, Madrasah dan berbagai fasilitasi kebutuhan umat.
Jangankan sebesar Rp 1 milyar, harta senilai sepuluh juta atau sejuta Rupiah saja kita sering ‘owel’ (berat hati) untuk melepas sebagai zakat, infaq, sedekah dan wakaf tunai. Kami sangat bersimpati kepada pasutri teman kami di SMP dan SMA yang telah merelakan membangun PAY secara mandiri lalu menyerahkan pengelolaan kepada PC ‘Aisyiyah/Muhammadiyah.
PAY Putra Istiana Bunda ini merupakan PAY ke -14 yang dimiliki PDM/PDA Kabupaten Kendal. Sementara Pemerintah Kabupaten Kendal yang memiliki Dinas Sosial, SDM ASN dan Anggaran yang relatif cukup besar belum mampu membangun dan mengelola secara langsung 1 Panti Sosial. Kalaupun di kabupaten Kendal terdapat 3 Panti Sosial di Weleri, Patebon dan Boja, ketiganya milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Nama Istiana (pewakaf) sengaja disematkan sebagai nama PAY Putra Aisyiyah. Sebagai “tenger” (penanda) monumen amal shalih yang telah mereka bangun. Sekaligus sebagai motivasi bagi kami dan teman-teman untuk “kuat hati” berbagi harta, melepas aset dan aktiva tetap yang dimiliki dalam membangun berbagai monumen amal shalih yang dibutuhkan masyarakat dan umat.
Wallahu’alam
Pagersari, 27/02/2022
*)Â Red. Fordem.id