LITERASI: HADIAH BUKU DI HARI KURBAN

Oleh: Khafid Sirotudin

Tadi malam saya ‘ketamon’ (kedatangan tamu) Bagus Ardeni di rumah. Salah satu kader PP Pemuda Muhammadiyah periode 2023-2027, yang saat ini bertugas di KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha). Deni datang membawa hadiah 2 buku terbitan Kompas, 2024. Judulnya “Jokowi Bersama Sang Surya: Refleksi 10 Tahun Kepemimpinan Presiden Jokowi”. Deni adalah mantan aktivis DPD IMM Jateng dan pernah menjadi anggota Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) PWM Jawa Tengah periode 2015-2022, dimana saya diamanati sebagai Ketua.

Bagi pegiat literasi saling memberi hadiah buku adalah amal saleh laku literasi sebagaimana diajarkan hadits Nabi SAW: “Salinglah memberi hadiah, niscaya kalian akan saling mencintai” (HR. Bukhari, Al-Baihaqi, Abu Ya’la). Apalagi buku yang dihadiahkan diberi tandatangan basah penulis atau editornya. Saya membalas Deni dengan memberikan hadiah dua buku karya saya: “Andaikan Muhammadiyah Cuti Melayani” dan “Saleh Personal Kafir Digital” yang baru terbit.

Buku yang dihadiahkan Deni lebih sebagai Bunga Rampai dari 19 penulis kader Muhammadiyah yang diberi Prakata (Kata Pengantar) Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Dzulfikar Ahmad Tawalla. Isi buku dibagi menjadi 3 (Tiga) bagian.

Bagian I: Persentuhan Jokowi Dengan Muhammadiyah.

Memuat 3 tulisan dari Erik Tauvani Somae, Najih Prastiyo dan Sunanto.

Bagian II: Visi Ke-Indonesia-an dan Global.

Baca Juga:  Buka Musyda, Bupati Berharap Muhammadiyah Makin Solid dan Membawa Kemajuan di Purbalingga

Berisi 11 tulisan dari Prof. Siti Ruhaini Dzulhayatin, Prof. Muhammad Azhar, Ius Rusliana, Andi Amar Ma’ruf Sulaiman, Rocky Candra, Muhammad Khoirul Huda, Muhammad Musiyam, Hammam Sanadi, Machhendra Setyo Atmaja, Sukadiono, Assoc. Prof. Jebul Suroso.

Bagian III: Isu Sosial dan Keagamaan

Berisi 5 artikel dari KH. Tafsir, Prof. Zakiyudin Baidhawy, Hendra Kurniawan, M. Fanshurullah Asa dan Slamet Nur Achmad Effendy.

Sepulang Deni setelah dijemput istrinya tengah malam, saya sempatkan membaca secara “speed reading” enam judul tulisan dari ketiga bagian buku itu. Saya menilai isi buku cukup bagus dan bergaya ilmiah populer. Setidaknya terlihat dari Daftar Pustaka di akhir tulisan dan disajikan dengan bahasa populer yang ringan: mudah dipahami awam.

Hal ini dimaklumi, mengingat sebagian besar penulis adalah Akademisi/Dosen/Guru, Guru Besar/Profesor dan Rektor PTM. Justru menjadi bahan pertanyaan pembaca manakala seorang dosen apalagi Guru Besar tidak rajin menulis di media ruang publik serta tidak mencantumkan “sanad ilmu” (sumber literasi) pada tulisannya.

Peradaban literasi mensyaratkan keaktifan (pembiasaan) seseorang untuk memiliki daya baca tulis yang baik. Pada era digital, keadaban literasi bisa pula dilakukan dengan cara membuat aneka konten kreatif sesuai peminatan, keahlian, keterampilan dan keilmuan yang dikuasai.

Di lingkungan Muhammadiyah Jawa Tengah ada ustadz Jumari Al-Ngluwari (UJANG) yang rutin setiap hari Rabu merelease semacam Kultum (Kuliah Tujuh Menit) melalui channel Mimbar Unimma Magelang.

Baca Juga:  KIYAI DAHLAN MAIN TIK-TOK

Seingat saya Ujang berani mulai membuat konten audio visual disaat pandemi Covid-19 berlangsung (2021). Dimana Ujang secara rutin mengirimi saya setiap konten yang diupload melalui WApri untuk diberikan catatan atas isi, materi dan penampilan (custom, gestur, diksi, narasi).

Sebagai sahabat sejak PWPM Jateng, barangkali Ujang menilai saya layak sebagai kurator media digital, padahal tidak he..he. Sebenarnya cukup banyak kader yang lebih mahir dan berkhidmat di media televisi dan digital. Hanya saja, mungkin Ujang belum kenal dekat.

Sebagai pegiat literasi saya merasa senang dan bahagia menyaksikan semakin banyak kader dan warga persyarikatan yang berani memulai dan rajin menulis, membuat konten dan memproduksi karya sinema. Untuk yang terakhir ini, Kultumsinema PCPM Weleri adalah juaranya. Saat ini Kultumsinema Weleri sedang merampungkan film “Pandawa” untuk keperluan Jambore Relawan Muhammadiyah Aisyiyah di Karanganyar Jawa Tengah, 26-29 Juni 2025.

Meski belum mendapatkan dukungan finansial dari sponsor yang memadai untuk memproduksi film dari berbagai AUM Mata Air, saya sangat mengapresiasi karya film dari awak Kultumsinema Weleri yang digawangi Sani Alkindi ini.

Hal yang sama kami temui ketika mengajak berbagai AUM Mata Air di bidang Pendidikan dan Kesehatan menjadi bagian dari Gerakan Wakaf Literasi Buku Tetralogi karya kami untuk keperluan melunasi tanah TK ABA 1 Penyangkringan Weleri.

Baca Juga:  IPM Purbalingga Kian Berdaya dalam Menghadapi Momentum Indonesia Emas 2045

Bahkan ada salah satu RSMA cukup besar yang rela memberikan dana Rp 300.000, itupun dikeluarkan melalui Lazismu KL setempat. Saya sampaikan terimakasih, mengingat masih banyak Pengelola AUM “durung Jowo” (belum paham) makna dan manfaat strategis peradaban literasi bagi peradaban umat Islam.

Hajriyanto Y. Tohari menulis sebait kalimat dalam Kata Pengantar buku “Saleh Personal Kafir Digital” dengan ungkapan “Betapa sering terjadi sebuah organisasi mengaku moderen, maju dan berbudaya literasi tinggi, tetapi tidak pernah memberikan penghargaan yang sama kepada tokoh-tokoh atau pimpinannya yang hadir secara literal dan digital. Orang yang berkunjung secara literal dan digital, betapapun mungkin sangat intensif dan ekstensif, bahkan rutin, tetapi tidak mendapatkan penghargaan sebagaimana layaknya mereka yang berinteraksi secara fisik atau langsung”.

Alvin Qodri, kader muda persyarikatan Jateng, penulis buku dan pegiat literasi menulis dalam Story WA-nya pada hari Idul Kurban 1446 : “Sebagaimana kurban adalah bentuk penghambaan yang tulus, literasi pun adalah pengorbanan waktu dan ilmu demi peradaban. Mari sempurnakan ibadah dengan makna, serta berbagi manfaat lewat karya dan keteladanan”.

Wallahu’alam

*) Red. Fordem.id – Tegalmulyo, Sabtu Kliwon 7 Juni 2025

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *