Fordem.id – Banyak yang menganggap tempurung (batok) kelapa bekas tak berguna. Pastinya akan berakhir dengan membuang atau membakarnya.
Hanya sedikit saja masyarakat yang menggunakan batok kelapa bekas untuk keperluan rumah tangga.
Namun, di tangan Ahadi Wedya Murti, batok kelapa bekas tersebut bisa menjadi souvenir antik yang berkualitas.
Bermodalkan keahlian memahat, warga RT 04 RW 01 Kelurahan Purbalingga Wetan ini, menyulap batok kelapa bekas menjadi hiasan asbak dan kap lampu hias serta, celengan, gayung, dan beberapa produk pesanan khusus lainnya.
Hadi, sapaan akrabnya, menggunakan perkakas sederhana sebagai senjata kerja, yakni pisau dan alat pahat untuk mengukir.
Lalu, kikir sebagai penyayatan dan untuk perataan serta menghaluskan batok kelapa yang menjadi bahan dasar.
“Batok kelapa saya ukir. Untuk asbak dan celengan, ada tambahan pernak-pernik menyerupai tampilan burung kakak tua dan yang lainnya,” kata Hadi.
Ukir Limbah Batok Kelapa
Sementara harga untuk produk lainnya berada di kisaran harga Rp15.000 hingga Rp75.000.
Adapun metode penerapan harga, Hadi menentukan berdasarkan tingkat kesulitan pembuatan produk, bukan ukuran produk.
Selain antik dan istimewa, semua produk hasil karya Hadi ini ramah lingkungan.
Hadi menjelaskan bahwa tak ada satupun unsur plastik atau bahan kimia dari setiap produk miliknya.
Semua bahan merupakan bahan alami yang tak beresiko bagi kesehatan konsumen.
Ia melanjutkan, usaha miliknya ini sudah kebanjiran orderan dan harus segera terselesaikan dalam waktu dekat.
“Baru kurang lebih empat bulan saya memulai usaha ini. Tetapi pesanan terhadap produk-produk ini perlahan mulai meningkat,” kata Hadi
Meski demikian, ada satu hal yang membuat karya Hadi terlihat istimewa.
Hadi selalu memegang prinsip “kerjakan sendiri, jual sendiri”.
Oleh karena itu, orang yang sudah tak muda lagi ini, tetap menjaga kualitas dan memperhatikan estetika produknya sendiri.
Untuk bengkel kerja, Hadi memanfaatkan teras depan rumahnya. Bagi yang berminat dapat melihat dan membeli langsung sesuai selera.