Fordem.id – Sungguh, sebuah kisah panjang mengawali perjalanan saya di ranah perjuangan demokrasi. Sebagai seorang kader, saya telah merasakan getaran politik yang menggelora, memutar zaman dalam langkah-langkahnya. Bertemu politisi-potensi, mengaitkan benang persahabatan dengan partai-partai yang memayungi panggung perpolitikan.
Seperti seorang fotografer, saya menangkap momen-momen politik dalam berbagai dimensinya. Namun, semuanya lebih dari sekadar tumpukan gambar, ia merajut sudut pandang yang melingkupi dunia politik serta sekam yang menempel pada benak sebagian besar warga.
Namun, benarlah dikatakan, takdir membawa saya pada puncak baru. Memimpin Pemuda Muhammadiyah adalah pengalaman yang melambungkan saya melintasi pelbagai spektrum, merentang jejaring yang pelik namun sarat makna. Kian dalam saya memahami politik kebangsaan, semakin terperinci lapisan nilai yang melapisi setiap langkah. Spektrum yang semakin beragam seperti perca dari mantel kehidupan, menggugah batin dan mengukir jejak di sudut hati.
Politik bukanlah sekadar permainan kata atau akal, ia lebih dari itu. Ia mengalir dalam aliran nilai, memancar dari akar kebajikan, dan merona dalam wujud nyata kemanfaatan. Pemikiran tak tumbuh subur dalam pujian, tetapi ia berkecambah dari tetesan kritik yang membasahi tanah hati.
Saya, seperti seorang pematung, terus membentuk diri dalam lautan waktu. Sebuah metamorfosis tanpa akhir, seiring jejak bergerak yang memutari poros perjuangan. Karena dalam diam, kita hanya menjadi hamba waktu, tapi dalam gerak, kita menjelma sebagai arsitek nasib.
Hari-hari panjang menjadi saksi bisu, saat saya memahat langkah-langkah dalam dunia yang menuntut komitmen. Saya menggenggam erat prinsip-prinsip dan idealisme seperti seorang pelukis melukiskan coretan esensi. Dan dalam setiap goresan, saya merasakan getaran jiwa yang menyatukan cita dan tindakan.
Kader, kata yang mencerminkan pencerahan melalui pendidikan, adalah panggilan yang tak hanya menggugah tetapi juga menuntut tanggung jawab. Seperti seorang pematung yang memahat batu hingga terciptalah karya indah, begitu pula kader mesti mengasah diri dalam perjalanan panjang. Dari tempaan itulah, kemuliaan muncul dari langkah-langkah yang tak kenal henti.
Tetap bergerak, seperti riak-riak air di sungai yang tak pernah berhenti mengalir. Diam adalah pengkhianatan terhadap potensi, dan berjuang adalah kebanggaan yang menghiasi perjalanan. Setiap upaya adalah setitik catatan dalam lembaran sejarah, dan setiap pergerakan adalah hentakan tangan yang mengguncang alam semesta.
Dalam perjalanan yang membelah waktu, saya menemukan alasan yang mengikat hati saya pada PDI Perjuangan. Bagi saya, keputusan ini adalah sejuta pertimbangan yang berpadu dalam satu pilihan, seperti sejuta bintang yang berdampingan di langit malam.
Sosok Bung Karno, sang Founding Father Republik ini, adalah cahaya yang terus bersinar di jalan perjuangan. Kekaguman yang saya simpan padanya tidak hanya menjadi sepenggal cerita dalam buku sejarah, tetapi menjadi inti semangat yang membimbing setiap langkah. Sebagai manusia langka, Bung Karno memanggil kita untuk melampaui batas, mengatasi ketidakmungkinan, dan meraih cita-cita yang setinggi langit.
Dalam perjalanan menuju kemerdekaan, Bung Karno telah mengukir jejak yang tidak pernah pudar. Kini, dalam zaman yang berbeda, semangat perjuangannya tetap membara melalui PDI Perjuangan. Partai ini adalah penerus nyata dari cita-cita luhur Bung Karno, sebuah relung yang mengalirkan darah perjuangan dalam nadi bangsa.
Saya yakin, PDI Perjuangan adalah kelanjutan dari visi Bung Karno, di mana keberpihakan kepada rakyat, semangat persatuan, dan keadilan sosial menjadi landasan kuat. Seperti bayangan Bung Karno yang masih menerangi masa kini, PDI Perjuangan mengemban misi untuk mewujudkan perubahan positif, merangkul aspirasi rakyat, dan menciptakan kesejahteraan bersama.
Melalui PDI Perjuangan, saya merasa memiliki panggung yang sejajar dengan para pahlawan yang telah memberikan segalanya untuk negeri ini. Bersama partai ini, saya berjalan dengan keyakinan bahwa perjuangan Bung Karno tetap hidup, mengejawantahkan dalam gerakan nyata dan transformasi yang membawa manfaat bagi semua.
Jika Bung Karno adalah penandu arah sejarah, maka PDI Perjuangan adalah jalan yang ia ciptakan untuk meneruskan perjuangan. Dalam setiap langkah yang kami ambil, dalam setiap cita-cita yang kami genggam, PDI Perjuangan adalah lambang kontinuitas perjuangan besar ini. Saya berjalan dengan keyakinan, karena PDI Perjuangan adalah warisan abadi nilai-nilai dari Bung Karno yang akan kami pupuk dan wujudkan dalam karya nyata.
Salam
CN
Dikutip dari https://jatenginfo.inews.id/read/336853/bung-karno-sebuah-alasan-berpolitik