Fordem.id – Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menyentil seorang sosok menteri di kabinet saat ini dengan istilah minuman Yakult.
Sentilan Cak Imin bermula saat menyebut satu-persatu kader PKB atau Nahdlatul Ulama (NU) yang menduduki jabatan di pemerintahan dari masa ke masa.
“Minuman Yakult jadi menteri,” kata Cak Imin yang langsung disambut riuh oleh ratusan kader dan simpatisan PKB di Purbalingga, Jawa Tengah, Kamis (5/10/2023).
Sentilan yang dilontarkan Bakal Calon Wakil Presiden dari Koalisi Perubahan tersebut tentu menciptakan persepsi publik mengarah ke sosok Menteri Agama (Menang) Yaqut Cholil Qoumas.
Menurut Cak Imin, setiap kader yang menduduki posisi strategis saat ini harusnya membawa amanat ‘air mengalir’ dari NU.
“Kalau ada Nahdliyin yang suka mengadu-domba, anggap saja itu kerasukan buzzer dari kekuatan lain, kita doakan semoga mendapat hidayah,” ujar Cak Imin.
Dia berpesan kepada para kader untuk menguatkan barisan. Menurut dia, saat ini adalah momen terbaik bagi PKB dan NU untuk menyongsong kemenangan.
“Jangan mau dipecah-belah, orang lain pesta-pora, tapi NU-nya hanya jadi tukan stempel,” tukasnya.
Diberitakan, hubungan dua sosok menteri kabinet Jokowi, yakni Muhaimin dan Yaqut memang sedang memanas.
Silang pendapat ini bermula saat Menag Yaqut memberi pernyataan soal “Jangan memilih pemimpin hanya karena wajahnya tampan dan mulutnya manis”.
Pernyataan Yaqut yang membuat PKB bereaksi ini diucapkan saat menghadiri acara doa bersama umat Buddha “Wahana Nagara Rahaja” di Hotel Alila, Solo, Jawa Tengah pada Jumat (29/9/2023).
“Saya tidak akan merubah pendapat saya karena publik ini harus memilih pemimpin dengan cara yang cerdas, dengan cara rasional karna ini sangat menentukan nasib negara. Jadi jangan asal,” ucap Yaqut di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (4/10/2023).
Selain itu, kata Yaqut, sebagai menteri agama, dia memiliki kewajiban untuk mengingatkan seluruh umat beragama.
“Wong saya punya kewajiban sebagai menteri agama untuk menyampaikan kepada seluruh umat beragama menjaga agama masing-masing agar jangan diperalat untuk urusan politik,” kata Yaqut. (M Iqbal)