Margo Hutomo
Allah Swt. berfirman :
وَإِذَا أَرَدْنَا أَنْ نُهْلِكَ قَرْيَةً أَمَرْنَا مُتْرَفِيهَا فَفَسَقُوا فِيهَا فَحَقَّ عَلَيْهَا الْقَوْلُ فَدَمَّرْنَاهَا تَدْمِيرًا
Artinya:
“Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya menaati Allah), tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur- hancurnya.”
(Qs. al-Isra : 16).
Diantara penyebab hancurnya suatu negeri adalah tumbuh suburnya pemuka atau elite negeri yang menjadi budak hawa nafsu. Sehingga mereka melakukan kejahatan (kemungkaran) dan kezaliman terhadap rakyatnya dalam bentuk keserakahan, berpenampilan mewah dan berpola hidup hedonis. Dan agar ada tindakan preventif, maka Allah menyampaikan peringatan-Nya sebagaimana yang tertuang pada ayat diatas.
Beberapa tafsiran ulama mengenai ayat diatas :
Pertama, yang dimaksud dengan perintah Allah Swt. kepada orang-orang yang hidup mewah dalam ayat ini adalah ketentuan atau takdir Allah kepada mereka dan segala sesuatu itu dimudahkan melakukan apa yang telah ditakdirkan bagi mereka.
Konotasi ayat ini adalah Allah Swt. memudahkan mereka melakukan kemungkaran yang diinginkan, sehingga mereka berhak mendapatkan azab dari Allah Swt.
Para pemuka atau elite negeri yang mendapatkan fasilitas berupa kemudahan untuk mengakses kekuasaan dan harta rakyat dalam kemungkaran, walau dikemas atas nama agama sekalipun akan menjadi penyebab kehancuran secara menyeluruh bagi sebuah negeri.
Kedua, Allah memerintahkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu untuk melakukan ketaatan. Tetapi mereka malah melakukan kefasikan dan kemungkaran, sehingga negeri itu berhak mendapatkan murka dan azab dari Allah Swt.
Tafsiran ayat ini diriwayatkan dari Ibnu Abbas dan Sa’id bin Jubair, serta menjadi pendapat jumhur ulama.
Ketiga, ada yang membaca “ammarna” dengan menasydidkan “mim“, sehingga maknanya adalah kami menjadikan orang-orang yang hidup mewah itu sebagai pemimpin dan penguasa di negeri itu. Lalu mereka berbuat kemaksiatan dan kemungkaran, sehingga Allah menghancurkan negeri itu karena kemaksiatan mereka. (Riwayat Ibnu Abbas, Abu al-Aliyah, Mujahid, al-Rabi bin Anas, dan Hasan al-Basri).
Keempat, bahwa yang dimaksudkan dengan “amarna” dalam ayat ini yaitu Allah Swt. memperbanyak orang yang hidup bermegah mewah di negeri itu, lalu mereka berbuat kefasikan dan kemungkaran. Sehingga negeri itu dibinasakan oleh Allah Swt. karena dosa-dosa mereka. (Dari Ibnu Abbas, Ikrimah, Hasan al-Basri, al-Dhahhak, Qatadah, dan al-Zuhri).
Wallahu A’lam
Batang, 12/01/2024
*) Drs. Margo Hutomo, Lc. Pengasuh Majlis Muthala’ah Al-Quran (MMA) Batang