Anak merupakan amanah yang diberikan Allah kepada pasangan suami istri. Anak merupakan sesuatu yang dipercayakan Allah kepada manusia. Sebagai titipan dari Allah, maka anak harus dipelihara dan dididik sebaik-baiknya sesuai kehendak yang menitipkan. Merujuk pada hadist yang diceritakan oleh Abu Hurairah r.a bahwa setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci, dan orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Majusi, atau Nasrani (HR. Bukhori dan Muslim).
Mendapat amanah dari Allah merupakan sebuah tanggung jawab yang wajib dilaksanakan oleh setiap orang tua. Orang tua perlu memahami kedudukan anak supaya tidak menyia-nyiakan amanah, yaitu bahwa anak merupakan amanah, anak merupakan anugerah, anak merupakan ujian bagi orangtua, anak merupakan penerus keturunan, anak menjadi penjaga pahala orangtua, dan anak merupakan makhluk independen. Setelah memahami kedudukan anak, maka keluarga memiliki peran penting dalam membentuk karakter, kepribadian, dan mendidiknya agar menjadi insan yang berakhlak mulia serta mengenal Allah Swt. sebagai sang pencipta dan juga mengenal Rasulullah saw. Orang tua berkewajiban mendidik anak dengan baik dengan membekali diri dengan ilmu yang dapat memandu langkahnya menuju jalan kebaikan.
Seperti apakah perhatian Rasulullah saw. pada pendidikan? Rasulullah saw. merupakan sosok pendidik teladan bagi umat manusia. Beliau mengajarkan ajaran agama Islam, memberikan tauladan dengan mensunnahkan kepada para orang tua untuk mengajarkan anak-anak tentang ketrampilan dalam kehidupan, ketrampilan untuk bertahan hidup, agar hidup selalu bersemangat, tidak mudah menyerah, tegar menghadapi masalah, memiliki dalam dalam menentukan target kehidupan sesuai keunikan masing-masing anak. Rasulullah saw. juga memberikan teladan agar orang tua memberikan kesempatan kepada anak untuk menekuni hobi sebagai upaya membantu mengembangkan minat dan merencanakan masa depan sehingga terbangun kemandirian dan rasa percaya diri. Hal ini juga merujuk pada pernyataan beliau sahabat Rasulullah, Ali bin Abi Thalib r.a agar orang tua mendidik anak sesuai dengan zamannya dan tahapan usianya. Cara memperlakukan anak sesuai tahapan usia adalah sebagai berikut: usai 0-7 tahun perlakukan anak sebagai raja karena sedang pada masa emas pembentukan sel otak; usia 7-14 tahun perlakukan anak seperti tawanan perang karena pada usia ini harus didisiplinkan untuk mengerjakan sholat wajib dan puasa wajib karena terdapat dosa apabila ditinggalkan; usia 14 tahun keatas perlakukan anak sebagai sahabat dan teman curhat karena pada masa ini anak berada pada masa pencarian jati diri agar anak mendapati tempat berbagi atas gejolak emosi yang sedang tidak menentu.
Ibu-ibu.. Rasulullah saw. menerapkan tahapan dalam mendidik anak sesuai usia anak yaitu bahwa pada merayakan kelahiran dengan aqiqah dengan menyembelih satu ekor kambing untuk anak perempuan dan dua ekor kambing untuk anak laki-laki pada hari ketujuh kelahirannya untuk mendapatkan ridha Allah Swt. (HR. Tirmidzi). Selanjutnya Rasulullah saw. menganjurkan orang tua untuk memberi nama yang baik sesuai firman Allah Sw.t pada QS. Maryam 7 yang artinya : “Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan memperoleh seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia”. Berikutnya Rasulullah saw. mengajarkan agar orang tua mengkhitan (memotong kulit) yang menutupi kepala kemaluan anak laki-laki. Ajaran Rasulullah saw. selanjutnya adalah agar para ibu menyusui anaknya hingga berusai dua tahun, karena air susu ibu merupakan makanan terbaik bagi bayi, dan ayat Al -Quran surat Al-Baqarah: 233) menyatakan : “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, Yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan’’.
Teladan dari Rasulullah saw. adalah agar orang tua senantiasa menanamkan benih keimanan dan cinta kepada rasul melalui contoh perbuatan bahwa orang tua juga selalu menjaga sholat dan mengaji. Rasulullah saw. juga mengajarkan agar orang tua mendidik anaknya untuk taat dan berbakti kepada mereka dengan menasehati yang baik, membimbing bagaimana berperilaku yang benar kepada orang tua agar menjadi anak yang berakhlak mulia dan menjalankan kewajiban sholat pada usia baligh.
Berikut beberapa hal yang juga diajarkan oleh Rasulullah saw. yaitu: agar anak tidur setelah isya agar dapat menjalankan ibadah secara tertib; menundukkan pandangan dan menjaga aurat; menganjurkan anak berzikir dan mengingat Allah Swt.; menganjurkan anak mengisi waktu luang dengan kegiatan bermanfaat; melatih menjadi anak yang mandiri dan pekerja keras; memberikan hak kepada anak untuk menuntut ilmu; mengajarkan anak untuk belajar bertanggung jawab pada tugas, pekerjaan, mengatur keuangan dan lain sebagainya.
Ibu.. kita ketahui bahwa masih banyak lagi teladan Rasulullah saw. dalam bagaimana kita mendidik anak kita yang kita perlukan sebagai pelita bagi kita orang tua agar putra putri kita menjadi insan yang sholih dan sholihah. Teladan Rasulullah saw. berasal dari wahyu yang disampaikan Alllah Swt. melalui Malaikat Jibril.
Kita sebagai orang tua perlu memahami keadaan anak-anak kita dengan baik karena di masing-masing diri anak memiliki karakter, kepribadian, potensi diri yang tidak sama sehingga kita disarankan untuk memilih metode dan cara yang sesuai agar anak dapat diarahkan dengan baik dan mudah.
REFERENSI:
Heriyanto, Budi, Agus Sarifuddin, Herman, Ali Maulida, Abdul Jabar. Metode Rasulullah SAWDalam Mendidik Anak: Studi Hadits Sammillah Wakul Biyaminik Wa Mimma Yalik (Ucapkan Bismillah Dan Makan Menggunakan Tangan Kanan Dan Memakan Makanan Yang Ada Disekitar). Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam, VOL: 11/NO: 03 Oktober 2022. P-ISSN: 2614-4018. DOI: 10.30868/ei.v11i03.2620 E-ISSN: 2614-8846 Sekolah Tinggu Agama Islam Al-Hidayah Bogor.
Huda, Shofiah Nurul, Fira Afrina. Rasulullah SAWSebagai Role Model Bagi Pendidik (Kajian Terhadap Al-Qur’an Surah Al-Ahzab Ayat 21).Fitrah: Journal of Islamic Education P-ISSN : 2723-3847 Vol. 1 No. 1 Juni 2020 E-ISSN : 2723-388X Available online at http://jurnal.staisumatera-medan.ac.id/index.php/fitrah. Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan.
Mulyanto. Meneladani Rasulullah SAW dalam Mendidik Anak. Author: (Alumni FKIP UMM dan staf SD Muhammadiyah 4 Pucang) | Tuesday, May 17, 2016 06:22 WIB.
Meneladani Rasulullah SAWdalam Mendidik Anak. patinews.com by patinews.com 6 Desember 2020 in Kolom Reading Time: 3 mins read.
Najwah, Nurun. The Role of Parents in The Character’s Building of Children (The Qur’an and Hadith`S Perspective)AL-MUDARRIS. Homepage. ISSN. DOI. Article type. : journal of education, Vol. 4, No. 1 April 2021 . http://e-journal.staima-alhikam.ac.id/index.php/al-mudarris. 2620-5831 (print), ISSN: 2620-4355(online). : 10.32478/al-mudarris.v4i1.633. UIN Sunan Kali Jaga Yogyakarta, Indonesia najwahnurun.gmail.com
6 Kedudukan Anak dalam Islam. Kristina – detikNews. Jumat, 25 Jun 2021 12:02 WIB
*) Dr. Setia Rini, M.Pd.
Dosen Pascasarjana UIN Salatiga