Keluarga adalah beberapa orang yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Berdasar Undang-Undang 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Bab I pasal 1 ayat 6 pengertian keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri; atau suami (Kepala keluarga), istri dan anaknya yang di sebut dengan rumah tangga atau dengan sebutan lainnya ialah keluarga kecil. Dalam sebuah keluarga terdiri dari ayah, ibu dan anak. Mereka mempunyai tugas dan peran yang berbeda-beda. Semua harus melaksanakan tugas dan peran dengan sungguh-sungguh untuk menjadikan keluarga harmonis atau bahagia.
Ibu sering menjadi pelipur lara. Menurut KBBI pelipur berarti penghibur. Kata lara berarti duka. pelipur lara bisa diartikan sebagai penghibur hati yang duka. Sementara ibu adalah sebutan untuk wanita yang sudah bersuami. Apakah benar bahwa seorang ibu merupakan pelipur lara bagi keluarga.
Pertama pembahasan ini di mulai dari ayah sebagai pemimpin rumah tangga. Dia merupakan sosok laki-laki yang memiliki kedudukan khusus di dalam keluarga. Ayah tidak hanya berperan mencari nafkah, namun juga mempunyai peran penting dalam keluarga. Peran penting yang utama adalah menjadi pemimpin bagi keluarga. Bahkan dapat dikatakan bahwa ayah merupakan nahkoda bagi keluarga tersebut. Sebagai kepala keluarga, Dia merupakan penentu arah-berlayar dalam keluarganya. Mekipun perannya sangat besar, namun terkadang tak terlalu dirasakan bagi beberapa anggota keluarga. Ayah mempunyai kecenderungan lebih banyak di luar dan jarang di rumah, sehingga kehadiran dalam keluarga lebih banyak dengan seorang ibu. Apalagi, bagi mereka yang bekerja di luar kota. Dalam bertemu dengan keluarga bisa membutuhkan minggu atau bulan, bahkan tahun bagi yang bekerja di luar negeri.
Maka, pesan moralnya adalah Meskipun tak banyak menunjukkan rasa cintanya, tapi ia akan berjuang dan berkorban demi masa depan keluarganya. Meskipun ia tak banyak berbicara atau menunjukkan rasa sayangnya secara terang-terangan, tetap saja keberadaan seorang bapak itu penting bagi setiap . Terkadang, ada hal-hal yang harus ia korbankan demi keluarganya, termasuk harus bekerja merantau jauh, bahkan sampai ke luar negeri.
Kedua adalah ibu. Ia merupakan orang yang memegang peranan penting dalam sebuah keluarga. Ibu memiliki banyak peranan dan mampu melakukan banyak hal untuk kebutuhan semua anggota keluarga. Dia bisa disebut sebagai super woman yang mampu melakukan banyak hal termasuk memasak, mengasuh anak, mendidik, menata rumah, dan banyak hal lainnya. Begitu banyaknya peran ibu, sehingga tidak bisa dideskripsikan kehebatannya dalam keluarga. Ia senantiasa memberikan keseimbangan dalam sebuah keluarga. Ibu merupakan partner dari ayah yang kompak untuk segala keputusan terkait anak, keluarga, rumah, dan lainnya. Segala keputusan akan dibicarakan bersama untuk mendapatkan yang terbaik.
Ibu juga sebagai partner dalam berbagai kegiatan. Segala macam kemampuan dimiliki oleh ibu sehingga menjadikannya sebagai superhero. Ibu adalah wanita super yang berjuang untuk keluarganya. Ia sering mengesampingkan semua keinginannya, bahkan cenderung mengorbankan diri untuk melihat kebahagian pada keluarganya.
Dalam perjalan waktu, seorang ibu dapat berperan ganda. Mereka sebagai ibu sekaligus bertugas sebagai seorang ayah. Ia harus bekerja banting tulang untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Ada beberapa ibu yang suaminya sudah meninggal. Beberapa cerita yang lain, para ayah dengan tega meninggalkannya. Seorang ibu harus menanggung dan bertanggung jawab penuh untuk mengentaskan anak-anaknya. Sebuah beban berat yang tetap harus dilakukan.
Dalam perjalan waktu, seorang ibu mampu memainkan peran yang signifikan dalam aspek-emosi dan psikologis anggota keluarga, bukan hanya berperan dalam perawatan fisik saja. Kehadiran ibu menjadi sosok yang sangat penting, khususnya dalam perawatan dan pengasuhan anak-anak. Pendidikan anak bermula dari seorang ibu di tingkat keluarga.
Selanjutnya dukungan, perhatian, dan upaya ibu memiliki dampak positif bagi kesejahteraan dan kualitas hidup anggota keluarga. Ibu selalu bertugas memberikan yang terbaik bagi keluarga, mencurahkan kasih sayangnya kepada anak dan suaminya. Pada kenyataannya menjadi seorang ibu merupakan tanggung jawab seumur hidup.
Ketiga. Bagaimana bagi seorang anak. Mereka merupakan sumber kebahagiaan yang tak ternilai bagi keluarga. Kehadiran anak membawa kebahagiaan dan memberikan makna yang mendalam dalam kehidupan orang tua. Mereka juga mampu memberikan kehidupan yang penuh warna dan berharga bagi orang tua. Mereka sendiri mempunyai tugas berbakti kepada kedua orang tuanya.
Dalam hadits nabi Muhammad saw disebutkan bahwa berbakti kepada orang tua merupakan amalan utama setelah menyembah Allah.
أَبَا عَمْرٍو الشَّيْبَانِيَّ يَقُولُ أَخْبَرَنَا صَاحِبُ هَذِهِ الدَّارِ وَأَوْمَأَ بِيَدِهِ إِلَى دَارِ عَبْدِ اللهِ قَالَ سَأَلْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى الله قَالَ الصَّلَاةُ عَلَى وَقْتِهَا قَالَ ثُمَّ أَيٌّ قَالَ بِرُّالْوَالِدَيْنِ قَالَ ثُمَّ أَيٌّ قَالَ الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ
Abu `Amru Asy Syaibani berkata; telah mengabarkan kepada kami pemilik rumah ini, sambil menunjuk kerumah Abdullah dia berkata; saya bertanya kepada Nabi shallallahu `alaihi wasallam; “Amalan apakah yang paling dicintai Allah? Beliau bersabda: “Shalat tepat pada waktunya.” Dia bertanya lagi; “Kemudian apa?” beliau menjawab: “Berbakti kepada kedua orang tua.” Dia bertanya; “Kemudian apa lagi?” beliau menjawab: “Berjuang di jalan Allah.” (HR. Bukhari) [No. 5970 Fathul Bari] Shahih.
Dari ketiganya, ayah, ibu dan anak tentu mempunyai tugas dan peran yang sanggat penting dalam keluarga. Sementara ibu tetap lebih dominan berperan. Dia akan selalu ada dan dibutuhkan oleh ayah maupun anak. Seorang ibu terbukti sangat kuat ikatannya, baik dengan suami (ayah) atau pun dengan anak. Sebaliknya, seorang suami (ayah) tidak bisa lepas dari istri ketika pulang kerja peluh kesah akan dicurahkan kepada istrinya sebagi perekam dan pendengar setia semua kegiatan suami diluar. Seorang ibu sangat memahami suasana hati suaminya, tanpa suami harus bercerita. Itu semua karena ikatan batin dan ketulusan mencintai pasangannya.
Seorang ibu juga sangat paham dengan suasana dan perasaan anaknya, meskipun ia tidak bercerita atau menceritakan yang sebenarnya. Ketika anak berada di tempat yang jauh dan sedang mengalami kegundahan, seorang ibu mengetahui melalui perasaannya, walaupun tanpa diberi informasi. Semua dapat terjadi karena ikatan batin dan ikantan emosional yang sangat kuat antara ibu dan anak.
Seorang ibu sudah mengandung anaknya selama 9 bulan. Ia membawa kemana pun dalam senang dan susah. Apa yang dirasakan ibu, anakpun ikut merasakannya. Dari situlah ikatan batin kedekatan emosional terjalin sehingga seorang ibu akan mengetahui kondisi dan perasaan serta suasana hati seorang anak. Pada saat masalah menggunung dan suasana hati sedang kacau. Seorang anak mendengar suara ibunya, seketika semua permasalahan menjadi hilang, luntur luluh dan hilang bersama dengan ucapan, doa, serta nasehat dari ibu. Begitu mulia dan sangat besar peran seorang ibu.
*) I’anatul Khasanah, M.Psi adalah Guru SD Muhammadiyah Plus Salatiga, Tim Penulis Buku Gerontologi dan Pendidikan Islam