Suwarto
_”Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersamanya”
(Qs.60 : 4).
Pagi ini saya mengikuti sholat Idul Adha di stadion Pandanarang Sonolayu Boyoali yang diadakan Muhammadiyah, setelah beberapa kali sholat id tidak diijinkan karena pandemi Covid.
Sejak jam 05.30 WIB jamaah berdatangan dan puncaknya pukul 06.30 WIB, dimana lapangan bola penuh. Saya perkirakan ada 1.800-an jamaah. Imam dan khatib shalat Ied, Drs. H Muhammad Bari, SH. Tema khotbah seputar kepemimpinan Nabi Ibrahim as. dan konteksnya saat ini di Indonesia.
Ada 5 catatan yang menarik perhatian saya terkait materi khitbah dan pelaksanaan shalat ied kali ini, yaitu :
(1). Keyakinan yang kuat & antusiasme kaum muslimin untuk ber-iedul adha hari ini sangat luar biasa besar. Meskipun pemerintah menetapkan iedul-adha besok. Keyakinan bahwa wukuf di Arafah hari Selasa, 27 Juni 2023 salah satu penguatnya.
(2) Khusyu’.
Jamaah mengikuti sholat dan khotbah sampai purna dengan khusyu’.
(3) Bersih.
Seusai sholat ied lapangan bersih tanpa sampah. Tidak ada kertas koran bertebaran seperti jamak kita lihat di banyak kegiatan yang dilaksanakan di lapangan.
(4) Relevan.
Materi khutbah relevan dengan kondisi bangsa yang bersiap menghadapi Pemilu serentak 2024.
(5) Kuliner.
Seperti biasa warung makan dan kedai minuman diserbu jamaah begitu rangkaian shalat Ied selesai.
Keteladanan Keluarga Nabi Ibrahim
Pada diri nabi Ibrahim As tercermin kepribadian seorang Ayah yang tangguh imannya, kuat cita- citanya dan sabar dalam menjalankan perintah-Nya.
Siti Hajar menampakkan cahaya seorang istri dan wanita yang tabah, taat kepada suami dan sabar menerima ketentuan Allah. Serta Ismail As. yang terlahir sebagai pribadi yang cerdas, berani dan sabar.
Ibrahim As menanamkan ketauhidan dan menumbangkan kemusyrikan. Ketauhidan merupakan landasan utama seorang pemimpin.
Sebagai Ayah para nabi, Ibrahim As adalah imam bagi seluruh manusia, pemimpin ideal sepanjang masa. Dengan ber-uswah hasanah kepadanya, manusia akan mencapai kepemimpinan yang ideal.
Warga Muhammadiyah dan segenap anak bangsa saat ini sedang menghadapi agenda besar yakni Pemilu 2024. Selain itu warga Muhammadiyah dituntut untuk bisa mengimplementasikan Keputusan Muktamar ke-48.
Pemilu 2024 akan menentukan nasib diri sendiri, umat dan segenap warga bangsa. Karena Pemilu serentak 2024 bakal memilih Presiden, DPR, DPD dan DPRD Provinsi-Kabupaten-Kota. Umat Islam sebagai pemilik saham terbesar di negeri ini harus menjadi subyek bukan obyek.
Pilihlah pemimpin seperti Nabi Ibrahim As. Seorang pemimpin yang beriman (tauhid), beserta keluarganya, berani menegakkan keadilan dan kebenaran, serta memiliki semangat keberanian dan ketegasan dalam berjuang.
Risalah Islam Berkemajuan (RIB) hasil Muktamar ke-48 menjadi acuan pimpinan/anggota/simpatisan Muhammadiyah dalam berdakwah Menurut Dr. Syafiq Mughni : Islam Berkemajuan memiliki 5 (lima) ciri utama, yaitu :
- Berlandaskan tauhid.
- Merujuk kepada Alquran dan Sunnah.
- Menghidupkan ijtihad dan tajdid. Muhammadiyah berpendapat bahwa pintu ijtihad tidak akan tertutup sampai akhir zaman.
- Mengembangkan Islam wasathiyah. Umat tengahan (ummatan wasathan) dimaknai sebagai Umat Terbaik/khairu ummah. (Qs.2 : 143).
- Menghadirkan Islam yang rahmatan lil-‘alamin.
Muhammadiyah tidak berpolitik praktis tetapi mendorong lahirnya “Politik Kebangsaan” yang bermartabat, adiluhung dan jurdil.
Warga persyarikatan mengupayakan dan mendoakan agar pemilu mampu melahirkan pemimpin yang jujur, adil, bijaksana, bertanggungjawab dan berkeadaban.
Manakala kita mau mengamati hari raya Iedul Adha kali ini, Pemilu dan ajaran Berkurban memiliki dampak cukup besar bagi UMKM. Khususnya bisnis percetakan, kuliner, MICE, retail, dll. Semoga para pelaku UMKM di Jateng bisa naik kelas dan semakin modern.
Bagaimana menurut anda ?
Allohu’alam bishowab.
*)Suwarto, Bidang Pengembangan SDI LP-UMKM PWM Jateng