Oleh: Lukman Hakim – (Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah 1 Semarang)
Sering kali kita dihadapkan pada keadaan harus memilih. Jika pilihan yang ditawarkan adalah yang satu baik dan yang satu buruk, maka kita dengan mudah akan memilih yang baik. Beda masalahnya ketika kita harus memilih 2 pilihan yang sama-sama baik ataupun 2 pilihan yang sama-sama buruk. Maka biasanya kita akan memerlukan pertimbangan khusus baik dari sisi syariah ataupun dari sisi sosial.
Ada pula yang dihadapkan pada keadaan harus memilih, dimana kita sama-sama bisa melakukannya. Misalnya ketika kita punya sejumlah uang dan butuh membeli barang. Apakah kita akan memilih barang branded berharga mahal, atau kita akan membeli barang yang sederhana? Semua ada pada pilihan kita.
“Life is a matter of choice”
Kita pakai jam tangan harga jutaan, fungsinya untuk memberitahukan waktu. Sementara jam tangan dengan harga 100 ribu juga berfungsi untuk memberitahukan waktu. Mana yang kita pilih?
Ada sebagian orang menjawab tergantung uang yang dimiliki. Tetapi ada juga orang berharta Milyaran, yang bisa membeli barang mahal namun tetap membeli barang biasa-biasa saja. Disisi lain ada pula orang yang tidak punya harta melimpah alias pas- pasan tetapi “ngebet” pingin beli barang mahal meskipun harus dengan cara hutang atau kredit.
Hidup memang harus memilih. Teman yang bagaimana yang harus kita pilih?
Teman yang bisa menyemangati dan menebar energi positif atau teman yang melemahkan semangat dan menebar energi negatif. Teman untuk tertawa dan bahagia bersama banyak bertebaran, tetapi teman yang bisa mendampingi, menyemangati saat kita sedih menangis, bisa dihitung dengan jari.
Atau bahkan kita memilih untuk sendiri dan tak memerlukan teman karena merasa bisa mandiri? Teman hanya akan menjadi beban. Teman hanya akan meminta kita pertolongan dan bahkan mengganggu perjalanan hidup kita meraih cita-cita. Begitu?
Tuhan memberikan kebebasan kepada kita untuk memilih. Dalam QS. Al-Kahfi ayat 29 Tuhan berfirman : “Barang siapa yang ingin beriman maka silahkan beriman (dengan ketaatan pada Tuhan). Dan barang siapa yang ingin kufur, maka silahkan kufur”.
Motivasi ini akan saya tutup dengan “wise word” :
Barang siapa yang ingin berjalan cepat, maka jalanlah sendirian.
Tapi bagi yang ingin berjalan jauh, bersama-sama lah engkau berjalan.
Ambillah teman dalam kita mengarungi perjalanan hidup yang panjang ini.
*) Red. Fordem.id