CAHAYA KEHIDUPAN

(Pesan-pesan Tuhan)

Margo Hutomo

Setiap orang yang berfikir dan berzikir, insya Allah mengetahui apabila hidup di dunia ini pada hakekatnya suatu bagian dari sebuah perjalanan panjang menuju ke rumah asal (surga).

Sebuah perjalanan yang menempuh rute gelap, berliku, menanjak, licin dan penuh jebakan. Setiap etape bisa mengancam keamanan dan keselamatan pelakunya dari meraih tujuan yang hendak dicapai. Sebuah perjalanan yang sangat gelap, penuh tipu daya dan menyesatkan. Yang dapat mengantarkan para pelakunya masuk ke dalam kubangan api neraka yang sangat panas.

Allah berfirman, artinya :
Dan demikian pula, kami telah mewahyukan kepada kamu Al-Qur’an, sebagai sumber gerak hatimu dengan perintah kami, padahal disaat itu kamu adalah orang yang tidak mengerti apa itu Al- Kitab dan Al-Iman. Dan akan tetapi Kami telah menjadikannya (Al-Quran) sebagai cahaya yang menunjuki siapa saja yang kami kehendaki dari hamba-hamba kami, dan sesungguhnya Engkau adalah Dzat yang pasti akan menunjuki (siapa saja) kepada jalan yang lurus“.
(Qs. Asy-SyĆ¹ra : 52)

Baca Juga:  Tahun Baru Hijriah Moment Refleksi dan Perbaikan Diri

Allah Swt. berfirman, artinya :
Wahai manusia, sungguh telah datang kepada kalian keterangan yang jelas dari Tuhan kalian, dan kami telah turunkan kepada kalian cahaya yang sangat terang benderang“.
(Qs. An Nisa’ : 174)

Allah berfirman, artinya :
Allah adalah penolong bagi orang- orang yang beriman, Allah akan mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju cahaya, adapun orang- orang kafir, maka penolong mereka adalah Taghut yang mengeluarkan mereka dari cahaya menuju kegelapan“.
(Qs. Al-Baqarah : 257)

Allah Swt. berfirman, artinya :
Dan apakah orang- orang yang sudah mati (hatinya mati karena kebodohan), lalu kami hidupkan (dengan ilmu) dan kami beri cahaya (iman) yang membuatnya dapat berjalan di tengah banyak orang adalah sama dengan orang orang yang berada dalam kegelapan, sehingga dia terjebak dan tidak dapat keluar darinya? Demikianlah, semua yang dikerjakan orang-orang kafir oleh Allah dijadikan sebagai sesuatu yang terasa indah bagi mereka“.
(Qs. Al-An’am : 122)

Baca Juga:  KIKIR ADALAH WATAK MANUSIA

Dari keterangan firman-Nya diatas, dapat diambil sebuah kesimpulan, bahwa kita hanya bisa pulang dan kembali ke rumah asal kita (surga) sepanjang kita mau, konsisten dan tulus menjadikan Al-Quran sebagai “kompas” dan “cahaya” perjalanan menuju rumah asal kita, yaitu Surga.

Kita dituntut untuk meyakininya (Al-Qur’an) secara bulat dan utuh, dengan cara membacanya, memahaminya, mengamalkannya dan mendakwahkannya.

Akhirul kalam, semoga Allah Swt. dengan rahmat-Nya selalu membimbing kita dalam menapaki jalan-Nya, sebuah perjalanan pulang menuju rumah kita (surga). Aamiin.
Wallahu-A’lam

#Batang, 24 April 2024

Baca Juga:  LELAH ITU WAJAR, Menyerah? Jangan!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *