Relevansi Tutur Kata sebagai Tolak Ukur Kehormatan dalam Masyarakat Jawa

Oleh: Sri Wulandari, Mahasiswa Institut Teknologi Bandung

Fordem.id – Tutur kata memiliki peran penting sebagai talok ukur kehormatan dalam masyarakat Jawa. Sebagai bagian dari budaya luhur yang diturunkan melalui sastra, ajining diri saka lathi mengajarkan bahwa kehormatan seseorang terlihat dari tutur kata yang digunakan.

Namun, dengan maraknya penggunaan kata-kata kasar dan umpatan oleh semua kalangan, muncul pertanyaan apakah kehormatan mulai hilang dalam diri masyarakat.

Dalam budaya Jawa, tutur kata yang sopan, menghormati, dan tidak menyinggung perasaan orang lain adalah cerminan dari kehormatan seseorang.

Tutur kata tersebut mencerminkan nilai-nilai, kepribadian, dan budaya yang dimiliki individu. Oleh karena itu, masyarakat dapat menilai baik buruk seseorang dan martabatnya melalui cara orang tersebut berbicara.

Namun, dengan perkembangan zaman, beberapa kata umpatan seperti “jancuk” dan “anjay” mengalami pergeseran makna.

Kata-kata ini tidak selalu diartikan sebagai kata kasar atau umpatan, tetapi telah menjadi bagian dari bahasa non formal dalam percakapan sehari-hari.

Baca Juga:  KEGAGALAN CALON SENATOR

Dedy Rahmat Sitinjak, seorang dosen dari Fakultas Ilmu Budaya USU, menyampaikan bahwa bahasa adalah sesuatu yang dinamis dan perkembangannya tidak dapat dibendung.

Menanggapi pergeseran makna kata umpatan, Aprinus Salam, Kepala Pusat Studi Kebudayaan UGM, menjelaskan bahwa penggunaan kata-kata tidak bisa lepas dari konteks dan cara ekspresinya.

Sujiwo Tejo, seorang budayawan, bahkan mencoba memperkenalkan kata “jancuk” sebagai simbol keakraban dan kemesraan, bukan sebagai simbol ketidaksopanan.

Meskipun ada pergeseran makna kata umpatan, penting untuk melihat aspek lain dalam tutur kata sebagai penilaian kehormatan seseorang.

Bagaimana ucapan seseorang menyinggung perasaan orang lain, apakah cara bicaranya merendahkan atau meremehkan orang lain, serta konten dan isi pembicaraan juga menjadi faktor penting. Tutur kata yang baik mencerminkan kualitas diri seseorang.

Sayangnya, seringkali orang cenderung menilai orang lain secara negatif setelah mendengar kata-kata kasar yang digunakan. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk memperhatikan tempat, situasi, dan kepada siapa mereka berbicara.

Baca Juga:  Kesenjangan Teknologi Digital dan Kesehatan Mental Masyarakat Urban: Tinjauan Literatur

Meskipun beberapa kata umpatan telah menjadi umum dalam percakapan sehari-hari, hal tersebut tidak boleh mengabaikan prinsip-prinsip kehormatan dalam tutur kata.

Dalam rangka menjaga kehormatan dan martabat dalam masyarakat, penting bagi setiap individu untuk memahami bahwa tutur kata hanyalah salah satu aspek dari kehormatan.

Tindakan, sikap, dan perilaku sehari-hari juga merupakan bagian penting dalam menjaga kehormatan diri dan masyarakat.

Menggunakan tutur kata yang sopan dan menghormati orang lain adalah langkah awal dalam membentuk budaya yang lebih baik.

Selain itu, pendidikan juga memainkan peran kunci dalam membentuk kesadaran akan pentingnya tutur kata sebagai tolok ukur kehormatan.

Sekolah dan lembaga pendidikan dapat memasukkan nilai-nilai etika berkomunikasi dalam kurikulum, sehingga generasi muda dapat belajar menghargai dan menggunakan bahasa dengan baik.

Selain itu, peran keluarga juga penting dalam membentuk pola tutur kata yang baik. Orang tua perlu memberikan contoh yang baik dalam berkomunikasi dan memberikan pengarahan kepada anak-anak mengenai pentingnya menggunakan tutur kata yang sopan dan menghormati.

Baca Juga:  AKU CINTA KEBAYA KOTA SALATIGA

Masyarakat juga dapat berperan aktif dalam membentuk budaya tutur kata yang baik. Melalui dialog dan diskusi yang terbuka, masyarakat dapat saling mengingatkan dan memberikan edukasi tentang pentingnya menggunakan bahasa dengan bijak.

Selain itu, media massa juga memiliki tanggung jawab dalam menyebarkan informasi yang positif dan mengedukasi masyarakat tentang penggunaan tutur kata yang baik.

Dalam kesimpulannya, tutur kata memegang peran penting sebagai tolok ukur kehormatan dalam masyarakat Jawa. Meskipun terdapat pergeseran makna kata umpatan, penting untuk tetap memperhatikan cara berbicara yang sopan, menghormati, dan tidak menyinggung perasaan orang lain.

Pendidikan, keluarga, dan peran aktif masyarakat dapat membantu membentuk budaya tutur kata yang baik. Dengan menjaga kehormatan dalam tutur kata, kita dapat memperkuat hubungan sosial dan membangun masyarakat yang lebih harmonis dan beradab.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *