People: Karena Perubahan Tidak Bisa Berjalan Tanpa Manusia

Oleh: Trias Bratakusuma

Fordem.id – Saya pernah mendampingi sebuah usaha kecil di bidang produksi mainan anak-anak. Pemiliknya bersemangat sekali ingin digitalisasi, tapi ia mengeluh, “Masalahnya bukan di sistemnya, tapi di orang-orangnya. Mereka susah diajak pindah ke sistem baru.”

Pernyataan itu sangat jujur dan justru menunjukkan bahwa ia sudah paham akar masalahnya. Teknologi tidak akan pernah berhasil tanpa kesiapan manusia.

Dalam setiap transformasi digital, people adalah pondasi pertama. Karena manusia bukan hanya pengguna teknologi, tapi juga pengambil keputusan, penjaga data, dan penentu arah perubahan.

Baca Juga:  PEMUDA

Namun sering kali, justru aspek ini yang diabaikan. Banyak bisnis langsung membeli sistem tanpa mempersiapkan orang di belakangnya. Akibatnya, muncul resistensi, kebingungan, dan akhirnya sistem tidak digunakan.

Jadi, bagaimana cara memulai aspek people ini secara nyata?

Bangun kesadaran dan visi bersama

Ajak seluruh tim memahami mengapa digitalisasi perlu dilakukan. Jelaskan manfaatnya bagi mereka bukan hanya bagi perusahaan. Ketika orang memahami alasannya, mereka akan lebih mudah diajak berubah.

Libatkan sejak awal

Jangan menunggu sistem jadi baru melibatkan karyawan. Ajak mereka ikut mendesain perubahan: apa yang memudahkan, apa yang justru menambah beban. Rasa memiliki akan muncul kalau mereka merasa didengar.

Baca Juga:  Penatu dan UMKM Sandang

Lakukan pelatihan sederhana dan bertahap

Tidak perlu formal atau mahal. Mulailah dari kebiasaan kecil misalnya menggunakan sistem pencatatan digital sederhana, spreadsheet bersama, atau aplikasi stok. Yang penting adalah konsistensi dan kebiasaan baru.

Jadikan manajemen sebagai teladan

Perubahan budaya tidak bisa dipaksakan dari bawah. Ketika pemilik atau pimpinan ikut menggunakan sistem dan memberi contoh, tim akan mengikuti dengan lebih alami.

Ketika orang-orang di dalam organisasi sudah siap, perubahan berikutnya akan jauh lebih mudah.

Karena pada akhirnya, teknologi hanya alat, tapi manusialah yang membuatnya berarti.

Baca Juga:  ETIS DAN ETOS KH AHMAD DAHLAN DALAM BIDANG EKONOMI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *