Oleh: Sani Rahman Al-Kindi (Pendiri “KultumSinema” Weleri. Alumni Madrasah Muallimin Yogyakarta dan SMA Muh1 Weleri. Seniman, Sutradara dan Mubaligh Muda Muhammadiyah)
Ketika mencari referensi dan literasi digital di internet, saya jadi sedih dan prihatin. Dalam hal ini bukan berarti tidak ada orang hebat “digital” di Muhammadiyah. Berarti mereka kader- kader “digital” Muhammadiyah bersikap oportunis atau autis.
Mereka lebih memilih komersial dan tidak melengkapi amaliah di bidang digital lewat Muhammadiyah. Tidak seperti bidang-bidang yang lain di Muhammadiyah yang sangat komplek itu.
Dakwah digital kita sangat minim dan tidak menarik.
Ternyata beramal “digital” di Muhammadiyah belum budaya. Tidak seperti saudara kita di NU dan Salafi. Anda akan banyak sekali menemukan dari karya mereka, apalagi Gerakan Muda NU.
Padahal jargon kita ISLAM BERKEMAJUAN.
Wahai para kader “digital” Muhammadiyah (nek ono…kalau ada)
Jangan berteriak-teriak HARGAI KARYA KAMI…!!!
Masalahnya bukan itu, pertanyaannya dimana AMAL DIGITALMU….?
Kok sampai Muhammadiyah kalah sama NU dan Salafi.
Jangan-jangan kita selama ini hanya HALU.
Halu dengan ISLAM-BERKEMAJUAN padahal jauh panggang daripada api.
Coba kita meraba diri… bener to HALU…??!!?
Weleri, 9 Juli 2024
*) Red. Fordem.id