Alvin Qodri Lazuardy, M.Pd
Dalam Islam ajaranya bukan sekadar doktrin, tidak sekadar ritualitas melainkan ia suatu ajaran yang sangat operasional dalam totalitas kehidupan, ia sebagai pemandu dalam kehidupan dari hal terkecil sampai hal yang besar. Lebih dalam lagi, Islam itu bersifat operasional dalam kehidupan tatkala ditopang dengan akal yang salim atau ‘aqlu as-salim.
Dalam tataran kehidupan, Islam memberikan corak yang sangat khas ia bersifat tauhidik anti dikotomik, menyatu di dalamnya keyakinan (aqidah) dioperasionalkan dengan alam fikiran (‘aql) menginternal ke dalam kepribadian (syakhsiyah) terejawantahkan dengan perilaku (akhlaq) dan tersusun menjadi sistem kehidupan bagi pemeluknya (minhaj al-hayah) serta membentuk suatu pandangan hidup bagi pemeluknya.
Selanjutnya, bersandar kepada ungkapan Sayyid Quthb, diuraikan Islam terdapat tujuh ciri khas dalam Islam, tujuh tersebut adalah ar-rabbaniyah (ketuhanan), ats-tsabat (permanent), as-syumul (komprehensif), at-tawazun (seimbang), al-ijabiyah (positif-aktif), al-waqi’iyyah (realistis-pragmatis), at-tauhid (sebuah afirmasi yang merujuk kembali yang Esa) (Sayyid Quthb, Khasais at-Tasawwur al-Islamiy wa Muqowwimatuhu, Kairo dan Beirut: 1997 cetakan Dar asy-Syuruq).
Menelaah lebih dalam, dari uraian di atas, terurai point-point penting mengenai al-Islam, bahwa Islam adalah agama yang murni dari Tuhan (Allah) berisi ajaran-ajaran yang bersifat operasional untuk kehidupan, serta dengan tujuh ke-khas-annya menjadikan Islam agama yang sempurna seperti firman Allah dalam surat al-Maidah ayat 3 “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu…. Sekian Wallahu ‘Alam Bi Showab. (Alvin Qodri Lazuardy)
*Majelis Tarjih Tajdid PDM Kab. Tegal, Alumni Pasca Sarjana UMP