Menjadi Guru yang Memahami, Karena Murid ingin Dimengerti

Today's Inspiration Bagian Ketigapuluh Tujuh

#Teacher’s Inspiration Serial 17

Oleh: Lukman Hakim

If we don’t get to the root of the misbehavior, it is unlikely that the punishment will solve the problem. Rather than trying to manage kids, it works best when we try to understand them
“Jika kita tidak menemukan akar permasalahan dari perilaku buruk, hukuman tidak akan menyelesaikan masalah. Daripada mencoba mengatur anak-anak, akan lebih baik jika kita mencoba memahami mereka”. Steele (2022).

Setiap guru pasti pernah menghadapi murid yang berperilaku menyimpang, sulit diatur, atau tampak tidak punya semangat belajar. Tapi sebelum jari ini menunjuk kesalahan mereka, mari kita sejenak berkaca: Apakah kita sudah cukup memahami dunia mereka?.

Baca Juga:  Buku : Bingkisan Istimewa Idul Fitri

Zaman telah berubah. Anak-anak kini tumbuh di dunia yang berbeda dengan dunia tempat kita dulu dibesarkan. Pola pikir mereka, gaya hidup mereka, dan cara mereka memahami dunia… semuanya telah bergeser. Jika kita masih menggunakan cara lama untuk mendidik mereka, bukankah itu seperti menggunakan peta lama di jalan baru yang sudah berubah?.

Murid bukan butuh dihukum, mereka butuh dipahami. Mereka tidak sedang melawan kita; mereka sedang berjuang memahami hidup yang kadang membingungkan. Maka ketika mereka salah langkah, jadilah pelita, bukan petir.
Hukuman yang tidak bijak bisa memutuskan hubungan hati antara guru dan murid. Dan ketika hati mereka menjauh, pelajaran tak akan pernah sampai.

Baca Juga:  Jika Ingin Allah Memberikan yang Lebih pada Kita; Pantaskan Diri!

Mari menjadi guru yang lebih dulu mendengar sebelum menegur.
Mari menjadi guru yang menuntun, bukan hanya menuntut.
Mari menjadi guru yang melihat anak-anak kita sebagai amanah, bukan beban.

Murid jaman sekarang tidak mau dibandingkan dengan gaya belajar dan berusaha yang dimiliki murid jaman dulu karena kehidupan telah berubah, peluang dan tantangan semua berubah. Dan mereka bukan salinan kita mereka adalah generasi baru dan dunia yang baru pula. Tetapi sesuatu yang harus disampaikan pada mereka adalah bahwa proses tidak akan pernah mengkhianati hasil. Mereka harus tahu bahwa kita akan memanen atas apa yang kita tanam. Jika kita tanam padi, maka kita akan memanen padi, begitu pula jika kita tanam jagung maka jagung pula yang akan kita panen. Meski ilalang akan selalu tumbuh dan mengganggu padi dan jagung yang kita tanam.

Baca Juga:  CAPRES KALI INI GURU PILIH SIAPA ?

Mereka tidak minta dimanja.
Mereka hanya ingin dimengerti.

*) Red. Fordem.id – Penulis merupakan Sekretaris MPI PWM Jateng juga sebagai Kepala SMK Muhammadiyah 1 Semarang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *