Kehendakku adalah Energiku

Today's Inspiration Bagian Keempatpuluh Satu

Oleh: Lukman Hakim

Will is the mental strength that enables a person to direct their thoughts and actions, even against spontaneous impulses
(kehendak adalah kekuatan mental yang memungkinkan seseorang untuk mengarahkan pikiran dan tindakan, bahkan melawan dorongan spontan.)

Suatu pagi yang tidak begitu cerah, seperti hari-hari biasanya, kudorong sepeda motor NMAX hitam andalanku keluar dari rumahku yang tanpa pintu dan langsung memasuki kompleks Pasar Buyaran yang sudah cukup ramai, meski matahari belum benar-benar menyapa bumi pagi itu.
Jangan bayangkan pagi yang dihiasi kicauan indah burung-burung yang bernyanyi menyambut mentari hari itu,, namun yang terdengar justru teriakan para pedagang yang sibuk menjajakan dagangan mereka, disahut dengan tawar-menawar sekenanya oleh para calon pembeli.

“Mbok ojo limang ewu lho, Lek, wingi wae mung telung ewu,” kata si pembeli.
“Kulakane wae durung entuk, yen semono to, Yu,” balas sang pedagang.

Percakapan seperti itu saling bersahut-sahutan. Ya, Pasar Buyaran memang pasar tradisional yang mulai hidup bahkan sebelum azan Subuh berkumandang. Tak heran jika setiap pukul lima pagi lebih sedikit, saat aku berangkat kerja, pasar itu sudah penuh dengan manusia yang berniaga.

Baca Juga:  Yakin Esok Akan Lebih Baik

Ndilalahnya, rumahku berada di tengah kompleks pasar itu. Bahkan untuk sekadar memarkir sepeda motor di depan rumah ku sendiri pun aku harus membayar tarif parkir. Dari keadaan seperti itulah hari-hari sibukku dimulai.

Baru saja kira-kira lima menit selesai melewati keramaian pasar, aku harus kembali menghadapi kemacetan lalu lintas. Jalan menuju sekolah tempat aku mengajar harus tersendat oleh padatnya arus pekerja pabrik yang keluar-masuk kawasan PT Glory hanya dua kilometer dari rumahku. Maka tak mengherankan jika aku harus berangkat lebih pagi tiap hari agar tidak terjebak dalam lautan manusia dan kendaraan yang menyesaki jalan.

Sekitar sepuluh kilometer menyusuri Jalan Raya Demak–Semarang, tampak dari kejauhan titik-titik kemacetan. Sayung kawasan yang terkenal dengan banjir rob. Jalan raya di sana kini tak lagi hanya berfungsi sebagai jalur lalu lintas, tetapi juga menjadi tempat mengalirnya air laut yang melimpah ke daratan.

Baca Juga:  Titik Nadir Demokrasi Tentang Kafir Politik

Pembangunan jalan hanya sekadar dicor, tanpa mempertimbangkan kondisi tanah yang terus menurun dan air laut yang terus naik. Akibatnya, banyak kampung seperti di Desa Bedono kini sudah tenggelam. Dan beberapa kampung di daerah Sayung seperti Lengkong bahkan sudah hampir setahun tergenang air, tanpa pernah kering.

Jalan raya yang dulu dibanggakan karena dibeton kokoh, kini tertutup air. Jalan ditinggikan, kampung semakin rendah, dan air semakin leluasa menggenang. Ironisnya, yang diperebutkan hanyalah proyek dan anggaran. Sementara para korban banjir rob terus menunggu kepastian. Pemerintah daerah menyalahkan pusat, pemerintah pusat merasa itu urusan lokal, dan provinsi memilih bersikap netral. Saling lempar tanggung jawab, sementara rakyat bertahan di antara genangan.

Namun aku tetap melaju meski sepatu tak bisa kupakai, diganti sandal tahan air yang menjadi teman setia setiap pagi.

Begitulah rutinitasku: perjalanan melelahkan, tumpukan tugas, dikejar waktu, dan digerus rutinitas yang tak kunjung habis. Ada saat-saat di mana aku merasa ingin berhenti sejenak dari kehidupan yang begitu keras. Di titik itu, aku seperti berdiri di persimpangan: antara terus melangkah atau menyerah.

Baca Juga:  MAKNA FITNAH

Namun dalam kelelahan itu, aku kembali diingatkan: keputusan untuk tinggal di Demak dan bekerja di Semarang adalah pilihanku. Maka segala risikonya pun harus kutanggung. Jangan sampai aku kalah oleh hidup.

Kawan, Di malam hari ini, aku semakin yakin bahwa jika kita memiliki kehendak, maka kehendak itu akan mampu menghalau segala rasa berat yang menghambat langkah.
The power of will — kekuatan kehendak — adalah energi sejati dalam hidup ini.

Dari kekuatan kehendek itulah yang membuatku terus melaju, terus berjuang dan terus berkarya demi satu tujuan; mendidik anak bangsa.

Mungkin jalan yang saya tempuh ini tak mudah, tapi saya percaya: selagi kehendak masih menyala langkah ini tak akan pernah sia-sia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *