Dua Penyakit Berbahaya

Margo Hutomo

Fordem.id – Suatu kali Rasulullah saw. bersabda, artinya: “Akan tiba suatu saat dimana seluruh manusia bersatu padu melawan kalian dari segala penjuru, seperti halnya berkumpulnya manusia mengelilingi meja makan“.

Kemudian seorang Sahabat bertanya; “Katakanlah wahai Rasulullah, apakah karena jumlah muslim pada saat itu sedikit?” Rasulullah bersabda : “Bahkan kalian pada saat itu banyak. Akan tetapi kalian bagai sampah yang dibawa oleh air hujan. Allah akan menghilangkan rasa takut pada hati musuh kalian dan akan menimpakan dalam hati kalian Wahn “.
Lalu seorang Sahabat bertanya : “Apa itu wahn?” Rasulullah menjawab : “Cinta dunia dan takut mati.”
(HR. Abu Daud dan Ahmad).

Sebagian kita barangkali telah sering menyaksikannya. Bukankah fenomena yang demikian itu banyak ditemukan di tengah masyarakat dan para pemimpin di semua level negeri ini? Berdasarkan kenyataan, jumlah umat Islam sangat besar. Tetapi pada hakekatnya mereka telah kehilangan fitrah penciptaannya. Sebab umat Islam telah terpapar dan mengidap penyakit “wahn”.

Apa ciri-ciri seseorang terjangkiti penyakit wahn? Diantaranya, sebagai berikut :

1. Suka bermalas2an dan lalai dalam beribadah.
Jika masih ada kesempatan sholat di ujung waktu, mengapa harus repot-repot sholat di awal waktu?
Para pecinta dunia tak merasa rugi jika melalaikan sholat. Justru mereka merasa rugi, jika ibadah dapat menghambat karir dan kenikmatan duniawi yang mereka rasakan

Mengapa aktivitas harus dihentikan sejenak tatkala terdengar suara adzan? Bukankah Allah Maha Mengetahui jika kita sedang dalam kondisi darurat?

Allah Swt. berfirman, artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah hartamu dan anak2mu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yg merugi”.
(Qs. Al-Munafiqun : 9)

Baca Juga:  MENJADI GURU SEPENUH HATI

2. Suka menunda taubat.
Ciri pecinta dunia berikutnya yakni ketika melakukan maksiyat, hatinya tidak tergerak untuk segera merasa menyesal. Serta tiada terlintas untuk segera menghentikan perbuatan dosa.

Para pecinta dunia beranggapan bahwa hidupnya masih lama, kiamat itu tidak nyata, dan kehidupan setelah mati hanyalah keyakinan “konyol” semata.

Sebuah riwayat mengabarkan :
“Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda : “Ketahuilah, sesungguhnya dunia itu terlaknat. Semua yang ada didalamnya terlaknat kecuali dzikrullah serta orang-orang yang berdzikir, orang yang berilmu agama dan orang yang mengajarkan ilmu agama.“
(HR. Tirmidzi)

3. Kesenangan dunia menjadi tujuan hidup.
Visi misi hidup pecinta dunia hanya kesenangan dunia semata. Bisa berupa harta, tahta, wanita, pangkat, jabatan popularitas dan kehormatan. Mereka tak peduli jika harus melakukan hal-hal yang melanggar Al-Quran, norma kemanusiaan dan kesusilaan.

Allah Swt. berfirman, artinya : “Ketahuilah bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sesuatu yang melalaikan. Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu“.
(Qs. Al-Hadid : 20)

4. Berani mengorbankan agama dan keimanan demi kenikmatan dunia.
Hanya sekadar membuka aurat, meminum sedikit khamr, berkhalwat dan berpura-pura baik, bukan hal yang sulit dilakukan demi meraih karir dan bisnis lancar. Para pecinta dunia berani menggadaikan iman dan agama untuk sekedar ditukar dengan kenikmatan semu.

Allah Swt. berfirman, artinya : “Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan di dunia dengan sempurna. Dan mereka di dunia tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat apa saja yang telah mereka usahakan di dunia. Dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.
(Qs. Hud : 15-16)

Baca Juga:  Pendidikan Adalah Senjata

5. Suka menumpuk harta dan enggan bersedekah.
Para pecinta dunia biasanya hobi menumpuk harta benda, kekayaan, berbangga diri dengan apa yg dimiliki dan enggan berbagi. Mereka merasa bahwa apa yang diperolehnya adalah hasil kerja kerasnya, mengapa harus berbagi kepada orang lain yang pemalas dan tidak produktif.

Sebuah riwayat menyampaikan, artinya : “Andai anak Adam diberi emas satu lembah, ia ingin mendapat dua lembah. Tidak ada yang dapat membungkam mulutnya selain tanah, dan Allah mengabulkan taubat hamba-Nya yang bertaubat.”
(HR. Bukhari-Muslim)

6. Selalu merasa kurang dengan apa saja yang dimiliki.
Iri-dengki dengan apa yang dimiliki orang lain dan melebihi miliknya.
Iri melihat rumah tetangga yang lebih besar. Dengki melihat kendaraan dan mobil baru rekan kerja. Iri dengan karir rekan sejawat. Intinya tidak pernah merasa cukup atas rejeki pemberian Allah kepadanya.

Allah Swt. berfirman, artinya:
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-2, anak-2, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan disisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)”.
Katakanlah : inginkah Aku kabarkan kepada kamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu, untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah)? Pada sisi Tuhan mereka, ada surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai; mereka kekal didalamnya. Dan (mereka dikaruniai) istri-istri yang disucikan serta keridhaan Allah. Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hambaNya.”. (Qs. Ali Imron: 14-15)

Baca Juga:  JOHN LENNON, PROF KOMAR DAN IMAJINASI ISLAM

Bagi orang yang sadar akhirat pasti tahu jika dunia yang disinggahi sementara ini hanyalah seperti seonggok bangkai kambing yang cacat, bahkan lebih buruk lagi. Tetapi mengapa banyak orang justru menjadi bodoh dengan memperebutkan dan mencintai seonggok bangkai cacat tersebut ?

Jabir bin Abdillah ra. berkata : “Rasulullah saw. pernah memasuki sebuah pasar yang disebelah kiri kanannya dipadati manusia. Ketika itu Nabi Saw. melewati seekor kambing ‘kuper’ (telinganya kecil) yang telah menjadi bangkai. Lantas Beliau menenteng telinga kambing itu seraya berseru : “Siapakah yang mau membeli kambing ini dengan harga satu dirham?
Pengunjung pasar menjawab, “Sedikitpun kami tidak menginginkannya“.

Beliau saw. bertanya lagi :
Apakah kalian mau jika anak kambing ini kuberikan cuma-cuma pada kalian?”.
Mereka menjawab : “Demi Allah, kalaupun anak kambing itu hidup, kami tidak akan menerimanya karena cacat, maka bagaimana kami mau menerimanya setelah menjadi bangkai?”

Mendengar hal itu Rasulullah saw. bersabda :
Demi Allah, sesungguhnya dunia itu lebih hina dalam pandangan Allah daripada bangkai kambing kuper ini dalam pandangan kalian”.
(HR. Muslim)
Wallahu A’lam

_Batang, 8 September 2023_
*) Pengasuh Majelis Muthala’ah Al-Quran (MMA)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *