DUNIA DIATAS PERMUKAAN LAUT

Tandang Suryanto

Megahnya lautan, manusia hanya bisa melihat permukaannya saja. Yang hanya terlihat adalah gelombang ombak yang tinggi dan kotoran sampah limbah dari perbuatan manusia.

Lihatlah wahai manusia yang cerdas . Hiduplah lebih ke dalam lautan yg penuh dengan keindahan, kesucian dan kedamaian.

Ikan-ikan yang tidak berakal bisa memilih dengan nalurinya, dengan instingnya menikmati indahnya kedalaman lautan. Dia tidak mungkin hidup di permukaan laut. Karena permukaan laut itu wilayah kekotoran gelombang dunia yang penuh dengan kebencian, kehinaan dan kegelapan.

Manusia itu suka berpanjang angan-angan tentang kesenangan dunia, seakan bakal hidup selamanya. Mereka berangan-angan tentang popularitas, pujian, puncak karier, kesuksesan, kekayaan, jabatan tertinggi, fasilitas mewah, dan lain sebagainya.

Baca Juga:  Jangan Mendaur Ulang Kebodohan dalam Politik

Mengapa bisa panjang angan-angan?

Menurut Imam Al-Ghazali, sebab utama adalah karena cinta dunia berlebihan.

Apabila seseorang sudah dimasuki rasa cinta dunia, maka hatinya akan merasa berat untuk berpisah darinya. Hatinya tidak bisa berpikir tentang kematian yang merupakan sebab perpisahannya dengan dunia. Setiap orang yang membenci sesuatu, pasti menolaknya.

Sementara itu manusia sangat terobsesi dengan angan-angan palsu.

Ia membayangkan dirinya menjadi seseorang sesuai dengan obsesinya.

Seakan mereka akan hidup kekal di dunia.

Mereka mengangankan berbagai hal yang diperlukan untuk hidup selamanya di dunia, seperti harta kekayaan, rumah mewah, kendaraan bergengsi, pakaian dan asesoris branded, dan semua kesenangan dunia. Hatinya hanya terkonsentrasi dan tertambat pada pikiran seperti ini, tidak lagi mengingat kematian.

Baca Juga:  AGAMA, TERAPI MAKNA DAN SELF HEALING

Jika kadang-kadang terlintas ingatan kematian, mereka akan berkata kepada diri sendiri : “Masih banyak waktu, nanti saja bertaubat kalau sudah tua”.

Bila sudah tua, mereka berkata, “Nanti saja bertaubat, kalau sudah renta”.

Begitu seterusnya, tanpa ada habisnya.

Demikianlah ia terus menunda-nunda dan tidak melakukan persiapan untuk kehidupan akhirat.

Mereka menunda hari demi hari, kesibukan demi kesibukan, hingga akhirnya direnggut kematian pada saat yang tidak terduga.

Orang yang suka menunda-nunda kebaikan, tidak mengetahui bahwa sesuatu yang membuatnya menunda pada hari ini, akan menyertainya pula esok hari. Bahkan semakin lama semakin kuat dan kokoh.

Baca Juga:  TRANSFORMASI IDEOLOGI SEKULAR vs IDEOLOGI ISLAM

Mereka mengira bahwa orang-orang yang tenggelam dalam kesenangan dunia, akan punya kesempatan untuk melepaskannya di akhir usia. Padahal tak ada yang mengetahui, kapan akhir usia.

Pangkal panjang angan-angan ini adalah karena terlalu cinta dunia, dan akhirat dilupakan.

Wahai manusia, masuklah menuju kedalaman lautan agar dalam berdunia lebih bermesraan dengan tujuan berhidup.

Semoga bermanfaat.

Kendal , 17 Desember 2024

*) Purna Tugas Guru ASN, Aktivis Pro Demokrasi dan mantan PD IPM/PD PM Kendal.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *