Oleh: Rudi Pramono
Fordem.id – Meskipun KH Ahmad Dahlan tidak suka berpikir mendalam tentang teologi/kalam namun dalam Himpunan Putusan Tarjih (HPT) Jilid 1 : ada satu keterangan menarik tentang pemikiran Tauhid/Teologi/Kalam Muhammadiyah.
Dalam sejarah Islam terjadi perdebatan teologis/kalam yang kemudian menciptakan banyak aliran/sekte dalam Islam seperti mu’tazilah, murjiah, syiah, asy’ariyah, maturidiyah, salafiyah, dst. yang kita coba kelompokkan dalam 2 mazhab teologi yaitu 1).Mazhab Asy’ariyah yang membagi ketuhanan menjadi 3 : dzat, sifat, af’al sedangkan Mazhab Salafiyah menjadi 3 : rububiyah, uluhiyah, asma’ wa sifat (trilogi tauhid).
Terjadi perdebatan teologi terutama tentang dzat Allah, Asy’ariyah melakukan interpretasi makna alias takwil dan sifat Allah dan Rasul terbagi menjadi 50 : Ilahiyah : 20 sifat wajib bagi Allah, 20 sifat mustahil dan 1 sifat jaiz. Nubuwah : 4 sifat wajib, 4 sifat mustahil dan 1 sifat jaiz.
Sementara itu Salafiyah membid’ah aqidah 50 itu karena membatasi sifat2 Allah dan menolak takwil, dalam soal ketuhanan salafiyah tekstual, literal dan tidak perlu interpretasi karena Allah itu berbeda dengan makhluknya, polemik juga tentang dosa besar, kafir, musryik, surga dan neraka perdebatan itu tidak pernah ada selesainya.
Muhammadiyah memiliki pemikiran yang berbeda dalam HPT Jilid 1 Bab Imam : bahwa Tauhid Muhammadiyah berdasar QS Al Ikhlas : Uluhiyah dan Sifat dan dalam QS. An Naml : 60 menunjukkan sifat af’al (perbuatan Allah) sehingga teologi Kalam Muhammadiyah terbagi menjadi : uluhiyah, sifat dan af’al. Dalam HPT 1 juga dijelaskan bahwa akal manusia tidak mampu menjangkau dzat Allah, oleh karena itu untuk mengetahui dzat Allah adalah : pertama, dengan uluhiyah (ibadah ritual, ibadah sosial dan ibadah2 lainnya yang hanya menyembah kepada Allah bukan ‘menyembah’ pada wali dan minta2 di makam keramat).
Kedua, mengetahui dzat Allah dengan meneliti ciptaanNya yang ada di alam semesta ini yang ujungnya akan melahirkan ilmu pengetahuan dan bermanfaat bagi seluruh makhluk ciptaanNya
Dengan demikian Teologi Muhammadiyah adalah Teologi Modernis Teologi Fungsional, Teologi untuk Transformasi Sosial Keagamaan, Kemanusiaan dan Peradaban.
Wallahua’lam