Fordem.id – Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Purbalingga menggelar aksi mimbar bebas di Alun-alun Purbalingga, Jumat sore (14/3), aksi ini dalam rangka memperingati milad ke-61 organisasi tersebut. Di tengah hujan yang deras, para mahasiswa tak gentar menyuarakan kritik keras terhadap kebijakan-kebijakan negara yang dinilai semakin tidak berpihak pada rakyat kecil. Aksi ini menjadi panggung bagi mahasiswa untuk menuntut perubahan, menyuarakan ketidakpuasan atas penanganan isu-isu sosial, ekonomi, dan politik yang semakin memburuk.
Para peserta aksi bergantian berorasi, mengecam kebijakan yang dianggap tidak memihak pada kesejahteraan rakyat dan mempersoalkan kurangnya transparansi serta akuntabilitas pemerintah. Selain itu, mereka menyoroti ketimpangan sosial yang semakin lebar dan ketidakadilan yang merajalela di berbagai sektor kehidupan.
Sasi Ingga Setiawan, Kordinator aksi mengatakan, aksi ini adalah bagian dari penyaluran keresahan atas bobroknya tata kelola negara yang dilakukan rezim pemerintah saat ini.
“Kami hadir disini untuk merespon kabar buruk yang tiap hari diberikan oleh negara”. Kata Ingga, di temui disela-sela aksi.
Sebagai bagian dari aksi solidaritas sosial, IMM juga membagikan 150 takjil kepada pengendara yang melintas, sebagai simbol kepedulian terhadap sesama di bulan Ramadan. Pembagian takjil ini tidak hanya menjadi ajang berbagi, tetapi juga sebagai pernyataan bahwa mahasiswa memiliki peran dalam memperjuangkan hak-hak rakyat yang terabaikan.
Acara tersebut juga dihadiri oleh Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Purbalingga yang turut memberikan ucapan selamat atas peringatan milad IMM ke-61. R. Dwi Hangga, salah satu peserta aksi dari GMNI menuturkan, selain memberi ucapan selamat milad kepada rekan IMM dia ambil bagian dalam mimbar bebas ini karena merasa terpanggil melihat situasi negara.
“Amanat konstitusi bahwa 20% APBN untuk pendidikan saja dikangkangi, dalihnya efisiensi. Makin hari makin lucu,” katanya.
Meski diselimuti hujan, semangat para mahasiswa dan aktivis tetap tak surut dalam menyuarakan hak mereka dan menuntut perubahan yang lebih baik bagi bangsa. Aksi ini mencerminkan bahwa suara mahasiswa masih relevan dan dibutuhkan dalam mengawal demokrasi dan memperjuangkan keadilan sosial. ****